Kae Guido Arisso
Petani cengkeh generasi milenial ini secara tajam memadukan apa yang menjadi keresahan para petani muda di Bajo, Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur dengan filosofi hidupnya yang kental dengan faham teologi pembebasan ajaran Gustavo Gutierrez dan ekologi ala Leonardo Boff.
Hasil perenungan dan pengendapannya di kebun cengkeh selalu sedap untuk dikecap, sepahit dan sewangi kopi Bajo.
Yang mengecewakan adalah obsesinya pada mahluk astral lokal yang bernama "kakartana".Â
Kakartana, di satu sisi, diyakini kae Guido sebagai mahluk astral berkelamin betina yang setiap saat siap menyadap lemas para perjaka yang tersesat di hutan. Namun pada sisi lain, mahluk diyakini beliau sebagai mahluk astral berkelamin betina yang bisa diperistri oleh petani pria yang beruntung (varian domestik ini konon disebut sebagai kakartani)!
Satu teka teki saja dari saya untuk kae Guido: "ayam, ayam apa yang bisa nelefon?"
"Aaa yambener aja..."
Brok David Abdullah
Opini penulis milenial ini merambah ke semua aspek yang paling aktual dalam hidup kita dengan ketajaman analisa yang luar biasa.
Tapi jauh dari membosankan, tulisan Brok David yang aktifis kaum rebahan ini selalu sangat ciamik untuk dibaca. Ketajaman ulasannya selalu dibungkus asu pan humor yang renyah yang membuai pembaca dari awal sampai akhir.
Yang mengecewakan adalah bahwa brok David ini hobbynya rebahan. Cukup dengan rebahan saja brok David ini bisa menjadi the best in opinion Kompasiana, bagaimana kalau beliau ini obah-obah alias bergoyang-goyang?