Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Suami Nggak Bisa Ngapa-Ngapain, Jangan Langsung Dicuekin!

17 November 2021   10:37 Diperbarui: 18 November 2021   07:51 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: pexels.com/Kampus Production)

Saya tidak pernah buka konsultasi perkawinan. Tapi entah mengapa, banyak kolega maupun teman yang umumnya bapak-bapak muda yang konsultasi atau curhat ke saya tentang kesulitan hidup perkawinan mereka. 

Jumlah yang curcol ke saya lumayan meningkat juga bulan-bulan belakangan ini. Ada kemungkinan peningkatan ini terkait dengan masa work from home alias WFH selama pandemi di mana pasangan-pasangan muda mau tidak mau harus meluangkan waktu bersama di rumah lebih lama dari waktu sebelum pandemi.

Ada juga sih sebenarnya mama-mama muda yang ingin curcol juga ke saya. Tapi, sorry Moms, dengan tegas dan penuh tekat, saya selalu menolak. Ada juga sih yang memaksa, tapi kan... ah sudahlah. 

Kembali ke para bapak muda yang datang konsultasi ke saya. Apa sih masalah mereka?

Masalah yang mereka hadapi hampir sama, yaitu pertengkaran-pertengkaran yang terjadi karena urusan-urusan sepele dalam mengatur rumah tangga dan keluarga sehari-hari, misalnya urusan kebersihan dan kerapihan rumah, urusan dapur, urusan mengurus dan mendidik anak. 

Seorang teman, bapak muda mengeluhkan bahwa istrinya langsung auto nyap-nyap saat ia tidak menjemur handuknya setelah selesai mandi, main tarik baju dari tumpukan baju bersih dan rapi di lemari sehingga menjadi berantakan, tidak menutup WC setelah selesai, tidak meletakan sepatu di rak saat pulang kerja dan lain-lain hal remeh temeh lainnya.

Seorang teman lainnya, bapak muda juga, mengeluhkan bahwa istrinya cerewet sekali soal membereskan dapur. Sebagai keluarga muda mereka nampaknya memang memilih untuk bekerja sama mengurus rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga. 

Namun sayangnya, keluh teman saya, sang istri seperti tak henti-hentinya ngomel bahwa teman saya itu tidak becus membereskan dapur. 

Contohnya, cucian piring atau perkakas dapur yang dikerjakan sang suami kerap di-complained tidak bersih, piring-piring yang dilapnya tidak kering, atau barang-barang dapur yang dibereskan suami dicap sang istri sebagai tidak pada tempat yang benar dan seterusnya.

Teman yang terakhir ini, saking despret-nya sampai mengatakan:

"Aku kudu piye mas Brok? Istriku itu dibantuin banyak ngomel banyak, dibantuin sedikit ngomel dikit, nggak dibantuin ngomel juga!"

Memang menjadi kekecewaan bagi para bapak-bapak muda bahwa ternyata hidup perkawinan tidak seindah di iklan-iklan. 

Pagi hari yang cerah di mana sang bapak yang rapih berdasi duduk tersenyum di meja makan dengan koran di satu tangan dan secangkir kopi di tangan lainnya sementara anak-anak yang manis siap menyantap hidangan di meja dengan ibu yang berdiri tersenyum sumringah dengan celemek melekat di badan a la drama Kroya ternyata hanya khayalan.

Adegan bapak moco koran sarungan, ibu belonjo dasteran seperti di lagu Mendung Tanpo Udan ternyata hanya impian.

Istri yang nagging alias nyap-nyap dan ngomel-ngomel lalu ngambek dan mencuekin suami adalah gambaran yang lebih riil. Tidak jarang hal ini berlanjut ke tindakan ngambek berhari-hari alias silent treatment ataupun penghadiahan bahu dingin (cold shoulder) dari istri ke suami. Kesimpulannya, toxic relationship alias semrawut.

Ada tiga trik dan tips dari saya untuk mencegah kesemrawutan ini terjadi di antara pasangan muda.

Pertama, untuk para pahmud (papah muda): jangan ikutan ngambek, jangan putus asa, belajarlah tanpa henti ikut menangani urusan-urusan rumah tangga!

Kalau istrimu nyap-nyap atau ngambek, gara-gara kamu salah dalam melakukan suatu hal terkait urusan-urusan rumah, terimalah, bersabarlah.

Cintailah istrimu sebagai manusia yang bisa lelah, karena dia bukan Superwoman, Wonder Woman apalagi Gal Gadot (#halah..). Yang terpenting, lakukanlah hal terbaik agar ia tidak lelah lagi.

Salah satu hal terbaik adalah memperbaiki diri dengan cara belajar untuk bisa ikut dalam menangani urusan-urusan rumah tangga dengan lebih baik.

Di awal pernikahan kamu harus belajar di mana menaruh handuk, bagaimana menggunakan WC atau kamar mandi agar tetap bersih dan rapi, di mana meletakan sepatu, dan lainnya.

Dengan berjalannya waktu kamu akan makin ahli: kamu tahu bagaimana melipat baju-baju, kamu hafal produk-produk kebersihan apa yang dipakai di rumah, kamu tahu persis seberapa matang tumisan sayur yang disukai istrimu...

Kedua, untuk para mahmud (mamah muda): berhentilah nyapnyap dan ngambek, bersabar, beri selalu kesempatan pada suamimuh!

Ketahuilah bahwa nyapnyap hanya akan melukai suamimu yang mungkin telah berniat membantu. Sadarlah bahwa ngambek, bahu dingin akan membuntukan komunikasi.

Cintailah suamimu sebagai manusia yang penuh kelemahan dan perlu waktu untuk adaptasi dan terutama untuk belajar. Ketahuilah bahwa niat suamimu baik dan pada dasarnya tidak ingin kamu kepayahan apalagi kelelahan mengurus rumah tangga.

Jika suamimu lupa menyentor atau menutup pintu WC setelah ia pipis, jangan langsung kau omeli dia. Berhentilah sejenak, tarik nafas...whozaaa... ingatlah hal-hal yang indah antara kalian berdua, seperti saat pertama kali suamimu menraktirmu. Lakukan hal ini, niscaya keinginan nyapnyap-mu lenyap.

Terakhir, untuk para orang tua yang punya anak laki-laki: ikutkan dalam aktifitas membereskan rumah dan didiklah dalam suasana di mana kesetaraan jender adalah hal yang utama!

Mengikutsetakan anak laki-laki dalam kegiatan-kegiatan rumah yang remeh-temeh seperti mencuci piring, memasak, melipat baju, menyetrika, membersihkan WC, menguras bak mandi, berbelanja dan lain-lain tidak hanya akan membuat mereka mandiri tapi juga akan membuat mereka mengerti kesetaraan jender.

Saat mereka tumbuh mandiri dan faham akan kesetaraan laki-laki dan perempuan, niscaya saat berumah-tangga nanti, keharmonisan dengan istri dalam mengurus rumah akan lebih cepat dan mudah terjadi.

Akhirnya, dasar dari semua tips dan trik ini adalah pemahaman dan kesetujuan kita akan kesetaraan laki-laki dan perempuan. Tanpa pemahaman dan kesetujuan itu maka tips dan triks ini tidak berarti apa-apa.

Jakarta, 17 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun