Dari arti pertama, kata tidak resmi saklek atau zakelijk, jelas berarti satu hal profesional. Profesional, tentu kita tahu apa artinya. Tepat waktu, memiliki cara kerja yang sistematis, beretika dalam bekerja dan lain-lain.Â
Namun begitu, kita bisa melihat bahwa pengertian kata saklek dalam bahasa percakapan tidak resmi ternyata sedikit saja bergeser dari pengertian kata zakelijk dalam bahasa Belanda.Â
Jika si boss memiliki sifat tegas dalam mengambil keputusan, tidak bisa ditawar, tidak bisa di-negosiasi, mungkin yang bersangkutan tidak bisa disalahkan. Mungkin sifat-sifat itulah yang dipahaminya sebagai sikap saklek atau zakelijk alias profesional seorang pimpinan di kantor. Pada jaman kolonial penjajahan Belanda dulu, mungkin sifat-sifat demikianlah yang menjadi sifat profesional seorang pemimpin.Â
Jan Pieterszooncoen mungkin harus sedemikian menyebalkannya saat ia menjalankan perannya sebagai boss VOC. Sifat-sifat negatif di jaman penjajahan inilah yang menyebabkan kata sakleg berasosiasi dengan segala sifat kaku, cenderung kejam, tidak luwes dan lain-lain.
Sebaliknya di masa kini, boss yang selalu berkompromi, merundingkan segala sesuatu dengan anak buah, fleksibel alias luwes tidak bisa juga dikatakan tidak saklek atau niet zakelijk (zijn).Â
Di masa kini, profesionalitas tidak dilambangkan lagi dengan kekakuan melainkan dengan kelenturan, keterbukaan terhadap pilihan atau opsi dan lain-lain. Seorang boss masa kini tentu tetap saklek alias zakelijk walau ia bersikap fleksibel.
Ada dua hal yang tidak berubah dari arti istilah zakelijk atau saklek.
Pertama, pengertian tidak personal alias obyektif. Saat bersikap profesional, tentu seseorang diharapkan tidak membawa-bawa perasaan. Jangan baper saat dimarahi boss, jangan baper juga saat dikritik rekan sejawat.Â
Kedua, pengertian singkat, jelas dan tidak bertele-tele. Seperti tulisan ini contohnya. Karena singkat, jelas dan tidak berputar-putar maka tulisan ini adalah sakleg atau zakelijk. Profesional adanya.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H