Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Kolonial 14: Teken, Tekan, atau Teken?

3 Maret 2021   08:12 Diperbarui: 3 Maret 2021   08:36 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi orang asing, belajar bahasa Indonesia bisa membuat kulit dahi mengerenyit. Salah satunya adalah pengucapan huruf "e" yang bisa dibaca pepet dan bisa dibaca taling. Buat pembaca yang sudah lupa dengan pelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar seri keluarga Budi, mungkin bisa mengingat kembali apakah itu pepet dan taling.

Pepet adalah cara membaca huruf "e" seperti ditemukan pada huruf "e" contohnya pada kata lemper, lepet, rujak bebeg. Ketiganya nama makanan tradisional.

Di sisi lain, taling adalah cara membaca huruf "e" seperti yang ditemukan pada huruf "e" misalnya di kata lempar, tembak dan bebek goreng.

Yang sulit bagi pembelajar asing adalah kapan huruf "e" itu dibaca pepet dan kapan dibaca taling, karena tidak ada pedoman untuk menentukan hal itu. Ada dua cara mengetahuinya. Pertama, adalah dengan membiasakan diri mendengar bagaimana kata-kata tersebut diucapkan oleh para penutur asli dengan benar dan kedua adalah dengan memaknai kata itu dalam keseluruhan konteks kalimat.

Kalau di bahasa Belanda misalnya, pedomannya cukup jelas. Salah satu contohnya, huruf "e" di akhir suku kata biasanya akan dibaca taling. Kata-kata ini misalnya re-nen (lari), ne-men (ambil), e-ten (makan), le-ven (hidup) dibaca dengan "e" pada suku kata pertama pepet dan yang kedua taling. Kata tekenen yang jika dipilah menjadi te-ken-en yang artinya menggambar atau menandatangani juga dibaca dengan "e" pertama pepet sementara sisanya taling. Salah satu kata benda turunan dari kata ini adalah "handtekening" yang berarti tanda tangan.

Nah, kata bahasa Belanda "tekenen"  yang berarti menggambar atau mendatangani ini adalah salah satu kata benda yang diserap ke dalam bahasa Indonesia tidak baku menjadi kata "teken" yang diartikan sebagai menandatangi atau tanda-tangan.

Kata "teken" yang "e" pertama dibaca taling dan "e" kedua dibaca pepet, sangat sering dipakai dalam bahasa sehari-hari. Salah buktinya terekam dalam satu kalimat mitis (bukan mistis!) dalam filem Penumpasan Pengkhiatan G-30-S/PKI karya sutradara besar Arifin C. Noer yaitu "Teken Jenderal!"

Yang menjadi masalah adalah saat kalimat seperti di judul artikel yang ditulis Pak Khrisna "Jokowi Teken Cabut Prepres: Model Kebijakan Publik 4.0?" 

Apa arti kata "teken" dalam kalimat tersebut yang juga bernuansa pengulangan? Ada dua kemungkinan.

Pertama, kata "teken" berarti "menandatangani". Adalah obyek kalimat yaitu "Perpres" yang secara tepat membantu pembaca memaknai kata "teken" dalam konteksnya. Kata "teken" dalam kalimat ini adalah kata Indonesia non-baku yang merupakan serapan dari bahasa Belanda dan dibaca dengan "e"pertama dibaca taling, dan "e" kedua dibaca pepet.

Kedua, kata dasar "tekan" dalam Bahasa Indonesia akan diucapkan dalam dialek Jawa sebagai "teken" dengan kedua huruf "e" dibaca pepet. Kalau ini yang dimaksud dalam judul artikel itu maka pengertiannya dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah "Jokowi Menekan Mencabut Prepres..dst". Apakah benar bahwa Perpres bisa ditekan-dicabut? Apakah yang bisa ditekan dan dicabut Pak Jokowi? (Mohon jangan diteruskan!)

Jakarta, 3 Maret 2021 -- menuju warteg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun