Hari Natal baru lewat sehari di tahun 2016 ini saat pengguna Twitter dan Instagram di Indonesia dihebohkan oleh satu video yang berisi potongan kotbah Rizieq Shihab di Pondok Kelapa tanggal 25 Desember 2016.
Begini potongan kalimat Rizieq Shihab itu:"Kalau dia ngucapin Habib Rizieq selamat Natal, artinya apa? selamat hari lahir Yesus Kristus sebagai anak Tuhan, saya jawab Lam Yalid Walam Yulad, Allah tidak beranak dan tidak diperanakan, kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?"
Ada sebagian umat Katolik atau Kristen yang merasa biasa saja dan tidak tersinggung. Namun ada pula yang merasa tersinggung oleh video dan kotbah tersebut dan melaporkannya ke polisi. Salah satunya yang merasa tersinggung adalah adik-adik yang terhimpun dalam Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) yang melaporkan Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya hari senin kemarin.
Seperti diberitakan di Detik News, ketua umum PKMRI, Angelo Wake Kako menyatakan "Pada ceramah beliau di Pondok Kelapa pada tanggal 25 kemarin yang menyatakan bahwa 'Kalau tuhan itu beranak, terus bidannya siapa?' dan di situ kita temukan banyak gelak tawa dari jemaat terhadap apa yang disampaikan dari Habib Rizieq tersebut. Jujur sebagai Ketua Umum PP-PMKRI, kami merasa terhina, merasa tersakiti dengan ucapan yang disampaikan oleh Saudara Habib Rizieq Shihab ini."
Fokus Laporan PMKRI: Membawa Agama Lain Sebagai Lelucon dalam Kotbah
Jelas bahwa apa yang dilaporkan oleh PMKRI sebagai dugaan penistaan agama oleh Rizieq Shihab adalah satu rangkaian kejadian yang terekam dalam video berdurasi pendek tersebut.
Saya tangkap ada dua tahap narasi. Pertama, Rizieq Shihab mengawali kalimatnya dengan membuat komentar tentang definisi tentang ucapan ‘Selamat Natal’ (selamat hari lahir Yesus Kristus sebagai anak Tuhan, saya jawab Lam Yalid Walam Yulad, Allah tidak beranak dan tidak diperanakan) dan kedua dia menambahi komentarnya itu dengan satu komentar lagi (kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?)
Saya belum melihat sendiri apa isi laporan PMKRI ke Kepolisian RI, namun saya haqul yakin bahwa jika Rizieq Shihab berhenti sampai pada frasa ‘Allah tidak beranak dan tidak diperanakan’ (titik!) dan tidak menambahi dengan ‘kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?’ maka tidak ada pihak yang tersinggung atau melaporkannya ke kepolisian.
Kalimat ‘Allah tidak beranak dan tidak diperanakan’ adalah akidah dalam ajaran Islam sebaliknya frasa ‘bidannya siapa?’ adalah murni perkataan Rizieq Shihab yang dalam kacamata PMKRI bisa jadi adalah lelucon bagi Rizieq Shihab (dan hadirin yang menyambutnya dengan gelak tawa) dan hal inilah yang membuat mereka tersinggung.
Upaya Pemelintiran Fokus Laporan PMKRI
Yang sungguh mengejutkan pada hari ini, 27 Desember 2016, atau sehari setelah pelaporan PMKRI ke kepolisian adalah munculnya cuitan-cuitan di twitter, beberapa berita di Media massa mainstream maupun online maupun beberapa tulisan di Kompasiana yang intinya menyatakan bahwa laporan PMKRI ke kepolisian adalah serangan atas kebenaran akidah atau ajaran Islam maupun atas kebebasan internal seorang ulama untuk menyampaikan ajaran Islam ke umatnya.