Â
Ketiga, si Kompasianer empunya lapak hanya belum sempat membalas komentar Anda
Bukan sibuk, bukan lupa. Ada kemungkinan si penulis atau empunya lapak sudah merencanakan akan membalas komentar Anda di suatu saat nanti. Mungkin bukan di jam ini, tadi pagi, esok hari atau lusa nanti... Garuda bukan bur... Eh maksudnya mungkin tulisan Anda akan dibalas suatu saat nanti. Jadi bersabar saja. Misalnya Anda memberi komentar bulan September dibalasnya pas tahun baru...Untuk Kompasianer pemilik lapak seperti ini, empat kali empat enam belas, cepat atau lambat pasti dibalas...
Keempat, tidak ada Award "Komentator" atau "Pembalas Komentar" Of The Year Kompasiana (!)
Betapa tidak mulianya pekerjaan memberi komentar dan membalas komen?
Mereka yang rajin memberi komentar maupun membalasnya adalah para Kompasianer yang ber-Kompasiana tanpa pamrih.
Dua pekerjaan ini walau sama mulianya dengan menulis artikel sampai Kompasianipar 2015 yang lalu ternyata masih dipandang sebagai kegiatan kasta kedua oleh kita semua. Tidak ada award, tidak ada komentar HL, NT atau terpopuler untuk menghargai komentar maupun balasannya. Toh demikian, tetap saja ada Kompasianer-Kompasianer yang rajin memberi komentar dan membalasnya.
Apa jadinya Kompasiana tanpa komentar? Apa jadinya Kompasiana tanpa balas membalas Komentar?
Akhirnya menjawab pertanyaan judul tulisan ini: Komentar "Dicuekin", Pantaskah Merana?
Jawabannya: TIDAK.