Saya nggak akan membenci Anda.
Jumat sore (13 November 2015), Anda telah mencuri hidup dari suatu mahluk yang luar biasa, cinta dalam hidupku, ibu dari anak cowokku, tapi saya tidak akan membenci Anda. Saya tidak tahu siapa Anda dan saya juga tidak mau tahu. (Bagi saya) Anda adalah jiwa-jiwa yang sudah mati. Jika Tuhan yang namanya Anda catut untuk membunuh secara membabi buta telah menciptakan kita sesuai citranya, maka setiap peluru dalam tubuh istri saya adalah luka dalam hatiNya.
Maka dari itu...enggaklah, saya nggak akan kasih kado kebencian saya untuk Anda. Saya tahu kalau kado kebencian itulah yang Anda cari dari saya. Tapi membalas kebencian Anda dengan kebencian adalah sama aja dengan membuat diri saya sendiri menjadi serupa dengan Anda. Anda ingin saya menjadi takut, anda ingin saya memandang rekan-rekan saya sebangsa dengan kecurigaan, dan Anda ingin saya mengadaikan kebebasan saya untuk keamanan. Sorry aja cuy.. saya nggak akan berubah!
Pagi ini, setelah beberapa hari mencari dan menunggu, akhirnya saya sudah ketemu (jenazah) istri saya. Dia sama cantiknya seperti waktu dia berangkat Jumat sore yang lalu, dia masih sama cantiknya kayak 12 tahun yang lalu waktu saya jatuh cinta setengah mati sama dia. Tentu saja saat ini saya sedih setengah mati dan cuman itu sajalah satu-satunya ‘kemenangan kecil Anda’. Tapi tenang aja, saya sedih nggak akan lama kok. Saya tahu dia (istri saya) bakal terus sama saya dan suatu hari nanti kami pasti akan ketemuan lagi di surga jiwa-jiwa bebas yang mana Anda nggak akan pernah bisa masuk.
Sekarang kami tinggal berdua: anak cowok saya dan saya tapi kami lebih kuat dari semua angkatan perang di dunia ini. Lagian saya nggak punya banyak waktu untuk mikirin Anda. Sebentar lagi, jagoan saya, Melvil bakalan bangun dari tidur siangnya. Umurnya baru 17 bulan dan sebentar lagi dia bakal makan kudapan sorenya kayak acaranya setiap hari dan sehabis itu kami bakalan main bareng kayak acara kami setiap hari dan seumur hidupnya anak cowok saya bakal bahagia dan bebas. Nggak lah ya, dia juga nggak bakal pernah membenci Anda.
***
Jika pada level bawah alias level korban, politik "Anda jual, saya tidak beli" bisa diterapkan. Apakah mungkin di level politik dunia hal ini diterapkan? Mungkinkah seorang François Hollande menyatakan Perancis bahwa tidak akan melakukan tindakan balasan?
Saya pikir ini mungkin walau saya sama sekali tidak tahu dikursus macam apa yang bisa disampaikan.
Â
24/11/2015
*ditulis dari kota kecil dekat kota Brussels yang sekarang sedang siaga 4