Kita seringkali berpindah lajur, ke kiri maupun ke kanan, hanya karena kita melihat bahwa arus kendaraan di lajur lain 'nampaknya' lebih lancar dari pada arus di lajur kita. Saat kita berpindah lajur, maka kita harus 'meminta jalan' pada kendaraan lainnya dan hal ini menimbulkan hambatan walau hanya beberapa detik saja di lajur-lajur yang terpengaruh.
Jika waktu manuver pindah lajur yang diperlukan per kendaraan adalah sekitar 5 detik maka dapat kita hitung total waktu kemacetan yang dihasilkan jika puluhan kendaraan di suatu ruas macet mengemudi dengan cara yang sama 'demi menghindari lajur macet'.... Ironis.
Mohon dipahami bahwa hal kecil yang kita lakukan 'untuk kepentingan kita' ternyata berdampak negatif begitu besar untuk keseluruhan pengguna ruas.
5. Di persimpangan tanpa Rambu: Priority to the Left!
Begitu banyak persimpangan jalan di negeri kita yang tidak berambu untuk mengatur arus di persimpangan. Berdasarkan teori lalu lintas, suatu persimpangan tidak membutuhkan rambu seperti lampu lalu lintas saat arus yang masuk tidaklah terlalu besar.
Teori ini sayangnya tidak berlaku saat kita selaku pengendara tidak mengerti apa yang harus kita lakukan di perempatan seperti ini. Aturan yang sering muncul di kepala kita adalah 'siapa yang datang duluan, masup duluan'!
Mengikuti 'aturan rimba' ini, yang terjadi adalah bahwa persimpangan tanpa rambu selalu menjadi sumber kemacetan.
Jika kita mau buka kembali buku teori mengemudi maka kita akan dapati aturan tangan kanan 'priority to the left' yang artinya adalah bahwa jika kita melihat ada kendaraan yang datang dari kiri maka kita harus berikan persimpangan kepada kendaraan itu terlebih dahulu. Dalam segala situasi, kita harus menunggu sampai kendaraan itu lewat walau kita datang duluan.
6. Mengemudi di lajur jalan yang semestinya
Di jalan non bebas hambatan di dalam kota, peraturannya mudah saja: bergeraklah di lajur yang paling memudahkan gerakan kendaraan anda di persimpangan berikutnya sesuai dengan tujuan perjalanan anda.
Di jalan non bebas hambatan di luar kota atau antar kota: sedapat mungkin kita gunakan lajur kiri saat tidak mendahului. Lajur kanan kita gunakan hanya saat akan mendahului atau saat kita mengantisipasi untuk belok ke kanan di persimpangan berikutnya atau masuk ke jalan lain di sebelah kanan.
Di jalan bebas hambatan pembagian lajur merupakan fungsi dari percepatan (akselerasi kendaraan): lajur terkiri untuk kendaraan berat (di atas 3,5 ton), lajur tengah untuk kendaraan cepat dan lajur terkanan hanya untuk mendahului.
Kesalahan yang sering kita lakukan di kedua tipe jalan terakhir yang menyebabkan kemacetan adalah mengemudi di lajur kanan atau cepat saat tidak sedang mendahului ataupun saat tidak perlu berbelok ke kanan.