[caption id="attachment_160793" align="alignleft" width="300" caption="Paris 13 (warna merah). Sumber: Googlemaps"][/caption]
Prancis negeris romantis. Paris kota cinta.
Suatu pepatah gastronomi kuno Prancis dari jaman Raja Louis XIV mengatakan ,"Lo qusong Lo mouiye" yang artinya (bahasa Jawa): telo-ku gosong telo-mu piye? atau dalam bahasa Indonesia berarti ketela-ku gosong, bagaimana dengan ketela-mu?
Pepatah bahasa Prancis tentang ketela tersebut tidak ada hubungannya langsung dengan artikel ini, tapi ada hubungannya dengan pengalaman penulis menemukan cinta pertamanya dalam suatu pengembaraannya di negeri je t'aime moi non plus itu.
Cinta pertama itu terjadi di suatu restoran Cina-Laos (cuisine chinoise laotienne) di daerah yang disebut sebagai 13ème arrondissement atau yang terkenal sebagai daerah pecinan atau Quartier Chinois dari kota Paris.
Daerah pecinan yang terletak di daerah selatan-tenggara kota Paris ini tidak hanya secara mayoritas dihuni oleh warga asia, terutama para pendatang keturunan Cina dari negara-negara indocina seperti Vietnam, Laos, Kambodja, Myanmar, dan RRC, namun juga memiliki ciri khas tersendiri dengan banyaknya toko, supermarket, maupun rumah makan yang menyajikan hidangan dari negara-negara tersebut.
[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Arak-arakan tahun baru Cina 2012 di Paris 13eme (sumber: http://www.chine-informations.com)"]
Adegan percintaan di restoran Cina-Laos itu dimulai dengan disajikannya hidangan pembuka berupa salad pepaya muda (salade de papaye) yang pedas menggairahkan. Foreplay berupa pepaya muda yang diserut dicampur dengan serutan wortel, tauge, dan tomat benar-benar membangkitkan salero. Saus salad yang merupakan campuran jerus nipis, cabe, gula, garam dan bawang putih benar-benar mengkilikitik jakun. Taburan krecek (kulit sapi yang dikeringkan) di atas salad membuat mata merem melek menahan pedas, manis dan rasa gurih yang datang silih berganti. Yang mencengangkan adalah ditemukan potongan-potongan capit kepiting sungai (yuyu) di tengah-tengah gundukan salad yang menambah gairah percintaan...
[caption id="attachment_161897" align="aligncenter" width="602" caption="Foreplay: Salad Pepaya Muda (Salade de Papaye lao) dengan potongan capit yuyu! (dok pribadi)"]
Adegan percintaan memuncak dengan munculnya soupe de nouilles aux boulettes de boeuf (mie bakso sapi laos) yang super-hot. Tidak seperti mie bakso yang sering kita temui di Indonesia, mie bakso Laos atau Vietnam terasa sangat eksotik dan erotik dengan digunakannya sedap-sedapan berupa akar dan daun ketumbar dalam campuran kuahnya. Keistimewaan lainnya adalah ukuran mangkok/porsinya yang besar dengan diameter hampir 20 cm!
Menghadapi partner bercinta yang super-hot dan berukuran extra large ini, penulis tidak bisa banyak berbuat kecuali mengelap peluh yang membanjir dari ubun-ubun sampai ujung jari-jari kaki. Setiap suapan mie selalu diwarnai dengan helaan nafas panjang dan lenguhan kenikmatan....uhh..ahh...uhhh... ahhh...... (mungkin ini yang disebut sebagai orgasme kuliner).
[caption id="attachment_161904" align="aligncenter" width="602" caption="Mie Bakso Sapi Laos yang Superhot dan extralarge (dok pribadi)"]
Menutup percintaan, disajikan es tiga harta (trois trésors) yang mendinginkan hati nurani. Denguhan nafas pun perlahan-lahan surut dan kembali normal. Kecupan-kecupan cendol, mutiara, dan potongan nangka diselingi serutan es dan santan yang manis mengakhiri percintaan tiga ronde yang mendebarkan. Penulis merapikan ikat pinggang, kancing baju dan perlahan meninggalkan restoran Cina-Laos dengan diiringi alunan merdu suara Teresa Teng yang menyanyikan lagu 月亮代表我的心 (bulan menggambarkan hatiku) seperti yang sekarang mengalun dari spiker komputer anda.
[caption id="attachment_161905" align="aligncenter" width="300" caption="Afterplay: Trois trésors (es tiga harta) (dok pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H