Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Spanyol Negeri Dangdut

20 Februari 2012   10:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:25 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_163956" align="alignleft" width="270" caption="Lorong kecil khas kota-kota di Andalucia (foto: dok pribadi di kota Ayamonte)"][/caption] Inilah yang terjadi jika seorang ndesit bin kamseupay binti kampungan berkesempatan ke Spanyol. Menonton pertunjukan membunuh banteng pelan-pelan saya malah ngeri bin nderedeg seperti nonton film horror. Pergi mengunjungi istana-istana bersejarah, saya tidak mengerti sejarah. Mau pergi menonton sepakbola Barcelona atau Real Madrid, harga tiketnya mencekik leher! Untunglah di negeri itu saya menemukan satu hiburan murah meriah yang sudah akrab dengan telinga, pundak dan pinggul saya: musik Dangdut! Pertama kali menginjakan kaki di Sevilla (Andalucia, Spanyol Selatan), saya terkesima oleh lorong-lorong dan gang-gang kecilnya di antara daerah perumahan yang padat. Di Andalucia, lorong-lorong di antara bangungan-bangunan yang dindingnya hampir selalu dilabur warna putih ini merupakan pemandangan yang sangat khas. Berjalan-jalan melaluinya selalu menimbulkan perasaan ngelanggut yang mengingatkan saya pada gang-gang kecil di kampung Lawiyan di kota Solo. Hampir setiap sore saya keluar rumah untuk sekedar menyusuri jalan-jalan dan lorong-lorong di kota Sevilla di bagian-bagian kota tuanya seperti barrio de Triana dan barrio de Santa Cruz. Di saat senja yang romantis inilah (ciaelah...) sayup-sayup saya mendengar suara musik dangdut dari balik rumah dan apartemen yang saya lewati. Pertama kali mendengarnya saya tidak percaya pada telinga saya. Ah masa iya saya mendengar musik dangdut di Spanyol? Benarkah ini musik dangdut? Atau hanyakah ini halusinasi karena rasa rindu saya pada tanah air dan lagu-lagunya Mansur S. ? Lalu saya pantengkan telinga saya untuk mendengarnya lebih jelas dan benar itu adalah musik dengan ketukan dan cengkok seperti musik dangdut di negeri kita, tapi dalam bahasa Spanyol! Penasaran? Silakan klik video klip dari lagu Y En Tu Ventana (Di Jendelamu) yang dinyanyikan duet Andy & Lucas di bawah ini. Lagu ini mengisahkan duka seorang istri yang dizholimi atau di KDRT-kan oleh suaminya. Tidak hanya tema-tema sedih, lagu dangdut Spanyol juga mengusung tema-tema ceria seperti lagu La Alegria de mi Alma (Kegembiraan Jiwaku) yang di juga dinyanyikan oleh duet di atas plus vokal perempuan Niña Pastori. Dangdut Spanyol?...aaa yam bener aja! Telusur punya telusur ternyata dangdut Spanyol yang saya temui merupakan aliran musik pop flamenco. Flamenco sendiri merupakan suatu aliran musik dan dansa Spanyol yang berasal dari Spanyol Selatan (Andalucia) yang konon kabarnya muncul pertama kali di abad 18 (tahun 1700-an). Sahibul hikayat, irama musik dan gaya dansa Flamenco merupakan hasil percampuran budaya-budaya di daerah Andalucia antara lain budaya muslim, kristen, yahudi, gitana (gipsy)... Menurut wikipedia, sejarawan dan musikolog Andalus, Blas Infante mengacu kata "flamenco" dari ekspresi andalus fellah min gueir ard (فلاح من غير أرض), yang berarti "campesino sin tierra" atau "petani tanpa tanah". Menurut Infante, setelah berakhirnya masa kekalifahan, banyak orang-orang Morisko (bekas Muslim Andalus) yang hidup bergabung dengan kaum Gitana (gipsy). Perpaduan dua kelompok etnis minoritas ini melahirkan musik, dansa flamenco yang syairnya umumnya menceritakan tentang kesedihan yang dirasakan komunitas-komunitas pinggiran ini. Sejarawan García Barrioso, juga berpendapat bahwa kata flamenco juga berasal dari bahasa arab yang digunaka di Maroko,  fellah-mangu, yang berarti "nyanyian para petani". Luis Antonio de Vega merujuk pada ekspresi felahikum y felah-enkum yang memiliki arti yang sama. Nyanyian sedih para petani tanpa tanah atau kaum terpinggirkan inilah yang akhirnya menjadi dansa dan musik flamenco. Musik Pop flamenco sendiri seperti dalam dua klip di atas adalah bentuk musik flamenco yang sangat populer di kalangan kaum muda di Spanyol terutama di daerah selatan (Andalusia). Saat ini musik pop flamenco ini malah sudah terbagi lagi menjadi aliran seperti yang jazzy (flamenco fussion) seperti yang dibawakan oleh Diego El Cigala dan Bebo Valdez maupun aliran lounge music seperti flamenco chill seperti yang dibawakan grup musik Chambao asal Malaga. Musik pop flamenco ini tidak hanya dinyanyikan di radio, atau di televisi namun juga dinyanyikan secara populer di acara kumpul-kumpul anak-anak muda seperti bisa dilihat di klip berikut di mana teman saya  Carvi  menunjukan aksinya menyanyikan Estrella Blanca (Bintang putih) secara live. Setiap melihat ada anak-anak muda sedang berkumpul seperti ini, tidak jarang saya mengucapkan permisi dan menyatakan permintaan untuk sekedar... numpang joget. Revisi Sejarah Musik dangdut Spanyol ternyata tidak hanya diam di negara tersebut. Beberapa tahun yang lalu di Indonesia sempat digegerkan oleh berita bahwa irama lagu Kopi Dangdut-nya Fahmy Zhahab merupakan jiplakan dari lagu Moliendo Cafe yang diciptakan komposer Hugo Blanco yang berasal dari Venezuela. Terlepas dari masalah jiplak-menjeplak, bila kita mendengarkan lagu asli Moliendo Cafe akan terdengar pula cengkok dangdut seperti halnya lagu-lagu flamenco alias dangdut Spanyol. Bagaimana dangdut Spanyol bisa sampai di Amerika Selatan (Venezuela)? Hipotesis penulis adalah bahwa  Cristobal Colón (Christopher Colombus) yang menemukan benua amerika membawa banyak pelaut dari Andalusia. Armada Colombus tidak hanya membawa 3G atau Gold, Glory dan God seperti yang didengung-dengungkan buku sejarah selama ini, tetapi membawa 3G+D yaitu Gold, Glory, God dan ...Dangdut Saatnya kita merevisi penulisan sejarah! OLE!!! --------------- Catatan si Boim: Tulisan ini adalah tulisan kedua tentang Spanyol Selatan. Tulisan lainnya bisa dilihat di sini: Los Reyes Magos: Hari Raya Tiga Raja di Sevilla [caption id="attachment_163968" align="alignleft" width="300" caption="penulis - tampak belakang (dok pribadi di Cordoba)"]

1329732938653274021
1329732938653274021
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun