Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Haus

18 April 2014   12:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:31 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada mungkin tiga puluh tahun lampau
Sesaat sebelum seorang kawan kecil ‘abadi’ berlalu
Datang padaku  menyapa
Meminta minum agar usir dia punya dahaga..

Aku haus

Segelas air tanda kubersahabat
Tak kunyana jadi sangu terakhirmu jadi jimat
Untuk kancanimu hai kawan kecil ke keabadian
Bertemu Sang Kawan Agung di kekekalan..

Aku haus

Ada mungkin dua ribu tahun lampau
Sesaat sebelum Sang Kawan Agung ‘sejenak’ berlalu
Suara parau berat terbata
Lepaskan nafas lepaskan jeda..

Aku haus

Hati tercekat benakku melambat..
Bagaimana bisa kuberi Kau minum hai Kambrat?
Sedang kalbu penuh kedegilan
Sedang otakku sarat kebebalan

*Jum'at 00:36

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun