Â
[caption id="attachment_327227" align="aligncenter" width="590" caption="Stella Artois andalan AB-Inbev di Leuven, Belgia (dok.pri)"][/caption] « Petit en taille grand en connerie » - Kecil dalam ukuran, 'gede' dalam 'kelakuan'. Mungkin itu yang jadi pegangan bagi orang-orang Belgia dalam soal bir-bir-an. Pada tahun 2008, produsen bir Belgia, InBev mengakuisisi raksasa Amerika Anheuser-Busch yang terkenal sebagai produsen bir Budweiser. Akuisi ini membuat InBev yang bermarkas di Leuven, Belgia mengganti namanya menjadi AB InBev. Saat ini AB InBev merupakan perusahaan peragian (brewer) bir terbesar di dunia yang menguasai 25% pangsa pasar sejagat di atas produsen bir dunia lainnya seperti SABMiller (Inggris), Heineken (Belanda), Carlsberg (Denmark) dan CR Snow (Cina). Tidak hanya AB-InBev, negeri kecil Belgia dengan luas hanya sebesar Jawa Barat dan berpenduduk 11 juta ini memiliki total sekitar 165 perusahaan peragian besar dan kecil. Industri peragian bir tak pelak merupakan salah satu sektor yang paling menguntungkan bagi perekonomian Belgia. Ernst & Young mencatat bahwa di tahun 2011 saja, berbagai sektor yang terkait dengan industri peragian bir memperkerjakan sekitar 50 ribu tenaga kerja dan mendatangkan pemasukan sebesar 1900 juta euro atau 28,5 trilliun rupiah bagi pemerintah Belgia atau sekitar 6 trilyun rupiah lebih besar dari APBD Jawa Barat tahun 2014.
Tradisi Romawi dan Biara
Apa yang membuat bir Belgia disukai para penggemar bir? Pertama, Belgia memiliki jumlah jenis bir per kapita terbanyak di dunia. The Economist mencatat sebanyak 1131 jenis bir dari terutama dari berbagai kombinasi teknik peragian tradisional dapat ditemukan di seluruh Belgia. Teknik ini seringkali mengacu pada metode yang digunakan pada jaman kekaisaran Romawi.Industri peragiannya sendiri tidak jarang dijalankan oleh perusahaan keluarga yang berdiri sejak abad pertengahan seperti bir Roman dari Oudenaarde misalnya sudah berdiri sejak 1545. Bir Stella Artois yang merupakan bir andalan AB-InBev sendiri pada awalnya dihasilkan oleh industry peragian Den Hoorn yang didirikan di Leuven pada tahun 1366. Di abad-abad pertengahan, biara-biara juga memaikan peranan dalam peragian bir. Biara pada masa itu dikenal juga tempat pembuatan bir (selain keju) untuk dijual sebagai sumber pemasukan atau untuk diberikan kepada peziarah atau tamu maupun dikonsumsi sebagai "roti cair" untuk mengganti sumber nutrisi selama masa puasa sebelum Paskah. Bir Trappist yang awalnya dibuat oleh para rohaniwan-pertapa merupakan salah satu jenis bir yang sangat populer sampai detik ini.
Beer + Science = Beer Science
Dengan rata-rata konsumsi bir sebesar 100 liter bir per orang pada tahun 2005, orang Belgia sebenarnya 'hanya' berada pada peringkat kedua pengkonsumsi bir terbesar di dunia setaraf dengan orang Jerman dan Amerika (data FAOstat tahun 2010). Peringkat pertama dipegang oleh orang Irlandia dan orang Ceko yang mengkonsumsi sekitar 160 liter bir per orang.
Â
[caption id="attachment_327225" align="aligncenter" width="317" caption="Bir Lambic dari ragi liar dari Brussel (dok.pri)"]
Â
[caption id="attachment_327223" align="aligncenter" width="432" caption="Pabrik Bir Duvel di Utara Belgia (dok.pri)"]
Â