Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kisah Melankolis dari Kampung di Perancis

29 Januari 2015   13:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:10 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan kata lain, kemenangan perusahaan atau grup besar adalah kemenangan ekonomi skala. Seorang ibu yang menutup toko pakaian dan alat jahitnya di desa Luçay mengungkapkan bahwa dalam tingkat yang lebih kecil, hal ini dialami pula oleh toko-toko kelontong atau toko-toko pakaian di desa dalam menghadapi pasar swalayan besar atau yang di Perancis disebut sebagai "grande Surface".

[caption id="attachment_366480" align="aligncenter" width="560" caption="dok.pribadi"]

1422486652154515137
1422486652154515137
[/caption]

Akhirnya saya melambaikan tangan ke Simbah penjual telur ayam kampung tadi. Oh iya, mbah itu semua anak, cucu dan cicitnya sudah meninggalkan Luçay sejak lama dan sudah hidup di dua kota besar terdekat dari desa itu yaitu Tours dan Orleans.

"Au revoir Mbah...", kata saya.

"Au revoir jeune homme.." balas sang Mbah.
Matanya menatap dengan pandangan agak ngelangut melihat ke arah mobil teman saya yang berbaik hati membawa saya berkeliling ke pedesaan di Perancis tengah.

[1] http://fr.wikipedia.org/wiki/Exode_rural_en_France#cite_note-AF-1

[2] http://cassini.ehess.fr/cassini/fr/html/fiche.php?select_resultat=20253

[3] http://www.insee.fr/fr/ppp/bases-de-donnees/recensement/populations-legales/commune.asp?depcom=36103&annee=2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun