Mohon tunggu...
Joko Prihanto
Joko Prihanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen | Pendeta | Fans Manchester United

Lahir di 'Repoeblik mBantoel' seboeah wilajah daripada Keradjaan Ngajogdjakarta Hadiningrat. Selain mengadjar di STT Kharisma, ia joega menoeangkan daripada toelisannja di Renoengan Harian NILAI KEHIDOEPAN (renoengan dwi boelanan jang diterbitken Blessing Media Bandoeng). Email: jprihanto@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bintang yang Tak Turun Gelanggang

28 Februari 2014   18:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:22 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*) 'Sok' Catatan Sepakbola :)

Piala Dunia 2014 segera dihelat. Berjuta pasang mata akan tertuju ke Brazil, tempat terselenggaranya pesta bola dunia 4 tahunan itu. 32 peserta sudah terbagi ke dalam 8 grup dan siap berlaga merebut gelar juara. Ya, Brazil segera menggelar pesta…

Bermain di turnamen akbar itu tentu menjadi impian semua pesepakbola. Mereka ingin menorehkan sejarah bahwa sepanjang karirnya, mereka pernah merumput di ajang paling bergengsi itu. Apalagi ini dibumbui dengan semangat perjuangan membela tanah air. Ini adalah tentang gengsi, kebanggaan mendengungkan lagu kebangsaan di tengah lapangan. Ini soal perasaan yang tak terlukiskan ketika gol tercipta, misalnya, lalu gemuruh sorak-sorai memenuhi stadion seiring selebrasi yang dilakukan.

Dan itu semua hanya mimpi bagi seorang Zlatan Ibrahimovic. Ia tidak mendapat panggung dalam gelaran pesta ini. Swedia, negara yang dibelanya, harus tersingkir oleh Portugal di babak play off. Ujung tombak jangkung berhidung mancung ini telah malang-melintang di jagad persepakbolaan bersama klub-klub raksasa. Zlatan pernah membela Barcelona, AC Milan, Inter Milan, dan terakhir membela Paris Saint Germain – Perancis. Ketenaran tak bisa membawanya ke Piala Dunia. Gol salto spektakulernya dari jarak belasan meter ke gawang Joe Hart (Inggris) di babak penyisihan juga tak berarti.

Kekecewaan Zlatan memuncak dengan pernyataannya bahwa ia tak ingin menyaksikan seluruh pertandingan Piala Dunia, baik langsung di Brazil maupun melalui layar televisi. Kekecewaan yang bisa dimaklumi karena sebenarnya perjalanannya tinggal selangkah lagi. Tetapi itulah sepak bola yang kadang memberi banyak kejutan dan hasil berbeda di detik-detik akhir.

Pengalaman tak tampil di Piala Dunia juga dialami Park ji Sung, gelandang Korea Selatan, tetapi dengan alasan yang berbeda. Kalau Swedia tidak lolos ke babak final dan kemudian membuat Zlatan tak bisa “manggung”, Korea Selatan akan tampil di turnamen mewakili Asia. Park sudah tiga tahun pensiun dari membela timnas. Tetapi pelatih Hong Myung-Bo meminta mantan gelandang Manchester United ini untuk ‘turun gunung’ mengangkat panji negeri ginseng.

Hanya saja, Park menolak peluang ini karena ia ingin memberi kesempatan kepada pemain lain. "Sama sekali tak ada peluang aku kembali ke tim nasional. Bisa kukatakan peluangnya nol persen. Aku senang pelatih timnas memanggilku setelah pensiun tiga tahun," ujar Park kepada media. "Tak bisa dibayangkan aku mencuri tempat seorang pemain yang menampilkan permainan terbaik di babak kualifikasi. Aku ingin timnas fokus dan aku tak ingin ambil andil di dalamnya," imbuh pemain yang kini membela PSV Eindhoven itu.

Kedua pemain bola itu sama-sama tidak turun gelanggang, tetapi dengan latar belakang yang berbeda. Yang pertama sudah berjuang sekuat tenaga meskipun akhirnya terhenti kekalahan. Yang berikutnya bukan karena tersisih tak terpilih, melainkan untuk memberi kesempatan pihak lain yang jauh lebih berpotensi.

Kiranya ini menjadi pelajaran yang bisa ditarik oleh para calon legislator, capres-cawapres yang sedang bersiap turun gelanggang di Pesta Demokrasi 2014. Jika nanti pada akhirnya tak terpilih, janganlah sudi menghuni panti rehabilitasi yang sudah disediakan beberapa Rumah Sakit Jiwa itu. Bersikaplah legowo karena itu berarti Anda belum beruntung meskipun sudah berjuang. Yang secara usia sudah uzur dan melewati ambang batas produktivitas, juga lebih baik memilih memberi kesempatan kepada tenaga-tenaga muda yang jauh lebih potensial. Siapa bilang bangsa ini tidak bisa maju tanpa kalian, para generasi tua?***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun