Berbeda dengan pemahaman barat yang lebih cenderung percaya bahwa hal seperti tayangan televisi tersebut adalah hasil kekuatan pikiran manusia untuk mempengaruhi manusia lainnya yang umumnya dikenal sebagai sihir. Maka, pandangan bangsa barat seperti yang dimuat di The Wasington Post diatas merupakan hal yang lumrah karena adanya perbedaan keyakinan dan pola pandang.
Apa yang disampaikan oleh SBY dalam bukunya itu tak lain menyangkut kehidupan budaya bangsa kita yang bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya. Sebagai seorang presiden yang berpandangan realistis, tentu tidak mencampur adukkan antara keyakinan ajaran agama dan budaya. Ajaran agama dan budaya dapat berjalan beriring namun ketika dibawa kedalam ranah politik, terlebih kemenangan persaingan itu diyakini oleh karena bantuan hal-hal yang berbau klenik memang menjadi memprihatinkan.
Tak dapat dipungkiri, peran paranormal dalam kemenangan seseorang bukan menjadi rahasia lagi, banyak penguasa, terutama penguasa daerah yang terang2an memiliki team spiritual. Mungkin inilah salah satu pendorong meningkatnya kepercayaan diri yang berlebih sehingga menimbulkan keberanian untuk melakukan tindak korupsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H