Mohon tunggu...
Joko Kuswanto
Joko Kuswanto Mohon Tunggu... Lainnya - pedagang kecil yang hobi menulis

konten yang berbau filsafat, kehidupan, ketuhanan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepersepuluh Menjelang Pagi

29 April 2023   16:35 Diperbarui: 29 April 2023   16:43 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku masih bersila                             antara batas , pasir dan buih ombak yang mulai menjauh karena waktu bercumbu             sudah habis 

di sudut kiri garis laut,       warna merah mulai menguasai ruang semesta..merah, kuning, merah, oranye...merah ..diringi suara latar deburan ombak..yang tiada henti

Angin menyambar disekitar kepalaku bagai kepak sayap elang mengibas ngibas telingaku.. seperti napas perempuan birahi menjilati telingaku                   akupun terusik...

kubuka mata perlahan..             kutatap tajam merah mata dewa .. beradu tanpa berkedip...hingga mataku berair...engkaukah  ...penguasa semesta....

aku beralih duduk menjauh    duduk dipelataran batu karang yang lebih tinggi dan kembali bersila...

akupun bertanya..

"sudah ke berapa milyar kali milyar , kamu melakukan hal yang sama setiap hari".?  

dia hanya,  diam.

"harusnya kamu bosan"lanjutku...

kemudian aku beralih bertanya pada ombak..yang tidak pernah bisa diam itu

akupun bertanya..

"sudah ke berapa kali milyar kali milyar, kamu melakukan yang hal sama setiap hari.." akupun menyeringai..menunduk..

tiba-tiba air laut memuntah keluar dari celah- celah batu karang bersamaan datangnya ombak besar...pas tepat di wajahku...aku usap perlahan   baru kusadar.. ternyata aku salah satu mahkluk  yang baru muncul di dalam alam ini dibanding dengan mereka....aku merasa tidak berarti, ...kecil...

aku makin tertunduk...

"memang kamu kecil.. dibanding serpihan cahayaku..dibanding buih ombak ku... tetapi ingat, ternyata kamu sudah ada sebelum kami diciptakan...!!! 

aku terhenyak..menyisir pandanganku ..siapa yang berkata..                                              suara itu memang terasa tidak asing..tapi siapa...???

aku bangkit dari ketermenunganku...ada lalu lalang disekitarku..

para nelayan baru pulang.     perahu sudah ditambatkan..       dan mereka siap menarik jaring yang telah ditanam semalam beramai-ramai..mereka berbaris menarik tali jaring secara estafet   bak tarian dan akupun ikut bergabung....

matahari sudah mulai meninggi..

ombakpun masih bernyanyi..

aku pun belalu..pergi..

sambil melangkah, aku mencoba memahami suara tadi yang pernah kudengar sebelumnya yang pernah berkata;

"sebagian dari DIRIKU ada di dalam dirimu".

pangandaran 2010..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun