Mohon tunggu...
YULIANUS JOKO KRISTIANTO
YULIANUS JOKO KRISTIANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wajah

17 Juli 2023   14:50 Diperbarui: 17 Juli 2023   15:30 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah awan terpampang senyum menggugah

Dalam deru suara tak bernada tetap sumringah

Pada para sederhana para menengah dan para atas berharap tengadah

Kendatipun alam tercerai berai parah tetap kan memerintah

Jeritan bayi sudra kucuran peluh petarung tanah di janjikan

Tidur enak kerja ringan makan murah akan diberikan

Tangisan erangan himpitan kesakitan kan dijadikan musik menyenangkan

Hinaan rintangan deraan perhambaan kan dihilangkan

Ahhh! Jeritan tangis sudra  tetap makin pilu hati

Padahal hari penuh hari kucurkan peluh sepenuh mati

Yang mengerang kesakitan terhambakan  terus menikmati

Bahkan alunan musik alam dan kecapi pun sampai tak terminati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun