Siapa sangka bahwa aku ada di dunia
Kala rasa haus tak dinyana berada
Tangis polos menggugah kasih setia mama
Menyatu kasih dua rasa merasuki dada
Terdengar seruling gembala menghibur desa
Kerling mata seolah bertanya dimana aku berada
Siapa suruh aku mengiba, memaksa, dan bahkan merana
Ku tak memintanya! Yang kurasakan pahit dan gula Â
Terlihat suka ria kumbang diatas kembang
Riuh riak suara alam sahabat alam berkumandang
Jiwa tersadar akan mengecap peluh dan indah warni selendang
Terlelap dalam malang, lezat, dan haru di hamparan waktu mendatang
Terkecap sudah peluh pedih rindu susah dalam kalbu
Harus menghalau hari hari dengan riapan bumbu hidup tanpa pilu
Merobek hari, menggaris jalan, menerjang kumpulan tanpa ragu
Menulis hati, menggambar angan, bahkan melawan kalbu tuk hari depan bermutu.
Curup Bengkulu, 12 Â Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H