Mohon tunggu...
Joko Handopo
Joko Handopo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Interaksi Sosial dalam Perkembangan Sosial Anak

21 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 21 Mei 2024   10:13 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan
Perkembangan emosional anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah interaksi sosial yang mereka alami sehari-hari. Interaksi dengan orang tua, saudara, teman sebaya, dan masyarakat secara umum memberikan konteks di mana anak belajar mengenali dan mengatur emosi mereka. Dalam konteks ini, peran orang tua dan lingkungan sosial sangat menonjol karena mereka berperan sebagai model bagi anak dalam mengekspresikan dan mengatur emosi
Teori-teori perkembangan menyediakan kerangka kerja untuk memahami bagaimana emosi berkembang dari masa kanak-kanak hingga masa remaja. Teori seperti teori Attachment oleh Bowlby menekankan pentingnya hubungan emosional yang aman antara anak dan figur perawatnya dalam membentuk kepercayaan diri dan kemampuan regulasi emosi. Sementara itu, teori perkembangan sosial-emosional oleh Erikson menyoroti tahap-tahap perkembangan emosional yang dialami anak selama rentang usia tertentu.

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Perkembangan Emosional Anak:
1. Peran Orang Tua: Interaksi harian dengan orang tua, termasuk dukungan emosional dan responsivitas mereka, sangat mempengaruhi cara anak mengelola stres dan emosi negatif.
   
2. Interaksi dengan Teman Sebaya: Melalui bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya, anak-anak belajar mengenali dan mengontrol ekspresi emosi mereka, serta memahami norma-norma sosial yang berkaitan dengan ekspresi emosi.

3. Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Masyarakat:Lingkungan sekolah dan masyarakat juga memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan emosional anak. Pengalaman di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi dengan lingkungan yang lebih luas memperluas repertoar sosial dan emosional anak.

Studi Kasus dan Penelitian Empiris
Beberapa studi empiris telah menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan sosial yang mendukung memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan keterampilan regulasi emosi yang lebih baik. Sebaliknya, kurangnya interaksi sosial yang positif atau pengalaman sosial yang traumatis dapat menyebabkan masalah dalam regulasi emosi.

Implikasi dan Rekomendasi:
Memahami pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan emosional anak dapat memberikan panduan bagi orang tua, pendidik, dan praktisi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung untuk anak-anak. Mendorong interaksi yang positif, memberikan dukungan emosional yang konsisten, dan memfasilitasi pengalaman sosial yang aman dan berarti dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan emosional yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun