Mohon tunggu...
Joko Buwono
Joko Buwono Mohon Tunggu... -

Sedang mencoba menjadi pemerhati masalah-masalah sosial kemasyarakatan, terutama yang terkait dengan hak-hak konsumen ... hopefully it is working.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menerbitkan Buku Sendiri Melalui Self Publishers - Penerbit Indie, Hati-hatilah Memilih

5 Januari 2013   18:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:28 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_218527" align="alignnone" width="576" caption="Penerbit indie"][/caption] Kalau anda ingin menerbitkan buku, entah yang bersumber dari tulisan-tulisan di blog anda maupun dari tulisan anda lainnya, menerbitkan melalui self publisher atau yang lebih dikenal dengan sebutan penerbitan indie (anda menerbitkan buku dengan usaha anda sendiri yang dibantu oleh penerbitan yang menggunakan sistem ini -  dan biasanya seluruh proses komunikasi, pemesanan, pembayaran, penyetujuan draft dan lainnya dilakukan secara virtual - online: email, twitter, facebook) adalah salah satu alternatifnya. Sepertinya mudah. Jika anda lihat di website penerbit indie/self publishers ini, rata-rata menyebutkan seperti: -          Terdiri dari paket2 terbitan yang pemilihannya diserahkan sepenuhnya kepada si penulis itu. -          Ada yang hanya menyediakan satu pilihan paket, seperti: cukup dengan biaya empat ratus ribu rupiah, anda sudah dapat menerbitkan buku anda sendiri dengan mendapat royalty penjualan sebesar sekian persen. -          Dan lain sebagainya. Proses selanjutnya, buku anda akan dipasarkan oleh penerbit melalui websitenya serta oleh si penulis itu sendiri. Jika anda beruntung, proses penerbitan buku anda, dari penyerahan draft tulisan, pemilihan cover buku, hingga proses pencetakan, biasanya kurang dari satu bulan - buku anda sudah siap dan siap pula dipasarkan. Tapi dapat pula anda mengalami ketidakberuntungan. Misalnya: uang sudah anda serahkan, tapi buku tidak dicetak - bahkan di bawa kabur, anda membeli buku ke penerbit tersebut - uang sudah dikirim tetapi buku2 pesanan anda tidak kunjung dikirimkan, atau buku cetakan anda dicetak dengan hasil yang tidak sesuai dengan perjanjian awal dan dengan kualitas cetakan yang jauh dari standard. Ternyata tidak semua penerbit self publisher itu memiliki itikad baik untuk menjadi penerbit yang amanah dan membanggakan penulis yang ingin bukunya diterbitkan di penerbit indie tersebut. Sebagai bahan referensi jika anda ingin menerbitkan buku anda melalui penerbit indie/self publishers, ada baiknya anda membaca beberapa link di bawah ini yang rupanya memuat issu yang sedang marak belakangan ini - untuk menambah kehati-hatian anda saja. Link-link tersebut adalah: 1.      Tulisan di blog seorang blogger yang menyuarakan pengalaman blogger yang ditipu oleh penerbit self publisher, baik dari ISBN yang ternyata palsu hingga buku yang tidak dikirimkan setelah uang dibayarkan. Linknya di sini (http://mataharitimoer.com/self-publishing-menipu-blogger/) 2.      Tulisan di blog seorang blogger lainnya yang memiliki pengalaman tertipu pada saat mengikuti lomba penulisan. Linknya adalah di sini (http://www.unggulcenter.org/2013/01/03/rumah-puisi-dan-penipuan-penerbitan-puisi/) 3.      Ada baiknya anda melihat pula group di facebook yang mendiskusikan mengenai group daftar merah penulis dan group kepenulisan bermasalah di sini (http://www.facebook.com/groups/124697004358682/) 4.      Kemudian, informasi lainya adalah blog dimana terdapat beragam pengalaman yang dibagikan dari mereka yang pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan dari penerbit indie tersebut. Linknya adalah di sini (http://umahaju-inzpirazone.blogspot.com/) Membaca link-link di atas terus terang saya miris membacanya. Walaupun saya belum ingin dan belum bisa memiliki buku sendiri (karena belum layak). Namun, ditengah-tengah beragam upaya untuk menyemangati calon-calon penulis agar bisa lebih exist lagi - dengan memiliki buku hasil karyanya sendiri - ada pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk tujuan pencarian keuntungan sendiri, tapi dengan merugikan orang lain. Link-link tersebut moga-moga bisa meningkatkan kewaspadaan kita dan kehati-hatian - walaupun saya, secara pribadi yakin, bahwa masih banyak diluar sana penerbit-penerbit indie/self publishers yang memiliki kualitas yang baik dan memang memiliki keinginan untuk membantu para calon-calon penulis yang ingin memiliki buku hasil karyanya dan memajukan dunia kepenulisan secara umum, dan bukan sebaliknya. Jika anda memiliki informasi terkait pengalaman anda yang tidak menyenangkan ataupun yang menyenangkan dengan penerbit indie, sila ceritakan kepada kita semua untuk menambah wawasan kita bersama. Keterangan foto: foto diambil dari website ini : http://umahaju-inzpirazone.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun