Mohon tunggu...
Joko Aqnur Purnama
Joko Aqnur Purnama Mohon Tunggu... Administrasi - CIVITAS

menulis adalah cara tertepat untuk mengeksplorasikan fikiran, oleh karena itu penulis adalah orang yg hebat dalam lingkup kesadaran setiap manusia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Tanggapan Sejuta Warga dengan Pemilihan Umum 2014

8 Maret 2014   17:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:08 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

sejak dari tahun 1999 setelah keruntuhan rezim soeharto kemudain tercetusnya era reformasi republik Indonesia yang menata ulang struktur dan fungsi kedudukan sesuai bidang serta jabatannya. pemisihan antara militer dan sosial serta struktur lainnya mulai diterapkan tuntutan bahwa militer harus netral dalam pemilihan umum mulai dilaksanakan yang ditinjau takutnya satu komando dan ada lobi dari tingkat tinggi. rakyat Indonesia yang sejak rezim soeharto hanya dapat memilih tiga partai tanpa memilih figur perlahan mulai memilih dan mengenal watak calon yang akan dipilih langkah bahwa rakyat memilih secara langsung pengurus legislatif maupun eksekutif dengan tujuan agar rakyat mengenal siapa pemimpin yang mereka plih agar rakyat tidak salah pilih dalam penentuan jabatan yang sedang menjadi perebutan elit politik.

semenjak tercetusnya bahwa rakyat memilih secara langsung kader pemimpin bangsa indonesia, para  elite politik berlomba - lomba menunjukkan aksi dan menampilkan figur mengadakan silahtu rahmi hingga sosialisasi ke masyarakat hingga kepelosok - pelosok daerah demi menampilkan figure dan mendapat suara baik dikalang menengah kebawah maupun menenah keatas.

jiwa - jiwa pemimpin mulai terlihat dari tindakan tindakan sosialisasi menawarkan sejum program dan sedikit rencana dalam kunjungan silatuhrahmi maupun kunjungan sosialisasi ketika masyarakat membutuhkan sesuatu mereka siap membantu jika sedang melakukan kunjungan itu apakah itu trik untuk mendapatkan suara atau hati nurani yang tidak sanggup melihat dalam penderitaan lingkungan.

semakin banyak respon posotif semakin banyak pula respon negatif dari kaum awam hingga kamu semi intelektua serta kaum intelektual. berbagai argumen mulai dari tempat yang formal hingga ketempat - tempat informal. dalam pandangan akademis bahwa tidakan pemilihan itu akan menciptakan konsolidasi karna perbedaan akan menciptakan keindahan. namun fenomena kondisi dilingkungan tidak berbicara seperti yang diinginkan bahwa ketika mendekati pemilihan umum menciptakan banyak perpecahan karna perbedaan warna maupun figur masing calon melakukan manufer untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat dan saling menintrik baik itu secara langsugn maupun secara tidak langsung. sebuah pertanyaan besar terlontar apakah pemilihan umum dapat menciptakan perubahan dalam sistem demokrasi ? pertanyan indah dan dapat menjatuh sejumlah kaum elite politik itu seperti momok karna ketika dilempar jawaban banyak tersangkut dengan kasus yang sedang mekar dalam media baik itu media  elektronik maupun media cetak.

ketika banyak wacana maupun pernyataan dalam publik tentang fenomena politik sebagai pesta demokrasi apakah masyarakat masih menanamkan kepercayaan terhadap elite politik ljika demikian mengapa sejak tahun 199 hingga 2009 mengalami kemajuan untuk golongan putih. apakan itu semakin peka karna kecewa atau mereka tidak menenal siapa figur pemimpin sehingga mereka bersifat apatis, terhadap pesta demokrasi yang dilakukan oleh pengurus negara yang kita cintai ini.

sungguh disanyangkan apabila masyarakat tidak mengenal siapa calon pemimpin kita dan atas dasar apa mereka ingin memimoin kita. apakah setiap pergantian pemimpin akan menciptakan sebuah peraturan baik itu dalam segi lgalitas hinga ke hati nurani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun