Akhirnya, setelah pertama kali Indonesia memperoleh Investment Grade zaman Soeharto, untuk kedua kalinya, Indonesia mendapatkan peringkat Investment Grade tahun ini.
Nampaknya, upaya pemerintah menggencarkan investasi di Indonesia sedikit menyembuhkan "luka" perekonomian nasional. Lembaga pemeringkat Internasional Standard and Poor's menetapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan iklim investasi layak, sesuai standard internasional.
Menkeu merespon baik kabar baik ini. Usaha perbaikan kualitas investasi dengan membangun iklim investasi yang sehat, khususnya di sektor-sektor riil begitu mengangkat citra ekonomi nasional. Meski pertumbuhan ekonomi hanya mampu bertengger di angka 5%, lembaga intermediasi Indonesia terlihat terus membaik dan melakukan perbaikan.
Kendati demikian, menurut kepala BKPN, Indonesia tak harus berhenti sampai pada level tersebut. Pemerintah harus terus mengimpuls iklim investasi nasional semakin sehat lagi dengan mediator lembaga keuangan yang semakin terjamin dan terpercaya. Kepala BKPN menilai bahwa iklim investasi nasional akan meningkat bila target investasi adalah lapangan usaha riil. Dengan demikian, dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat secara luas.
Investment grade setidaknya mampu memicu daya tarik investor lokal dan internasional untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dan tentunya, pemerintah juga menjamin bahwa return investasinya ke Indonesia. Apalagi mulai Juli 2017, BI menerapkan sistem simpanan baru bagi seluruh bank di Indonesia, yakni sistem Giro Wajib Minimun Averaging (GWMA).
Dengan sistem GWMA ini, pendalaman jasa perbankan akan lebih baik, terutama menjamin liquiditas keuangan yang fleksibel. Sistem ini juga tak lagi menuntut bank agar menjaga rata-rata hariannya, namun secara fleksibel, bank dapat menjaga rata-rata bulanan, baik di awal bulan atau di akhir bulan.
Metode GWMA setidaknya ke depan berpotensi mempertahankan peringkat investment grade, bahkan naik ke level yang lebih tinggi. Kolaborasi yang apik antara lembaga keuangan yang sehat, iklim investasi yang kuat serta menyentuh sektor-sektor produktif, khususnya yang padat karya pastinya akan menjadikan pertumbuhan ekonomi Indonesia makin berkualitas.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H