Dampak EkonomiAkibat Lumpuhnya Kelistrikan
Listrik menjadi kebutuhan utama pelaku usaha atau industri. Di Halut sendiri, setidaknya terdapat sekitar 30 persen hingga 40 persen industri kecil hingga besar. Kapasitas dan kapabilitas kelistrikan yang begitu kecil menyebabkan frekuensi pemadaman listrik sangat sering. Ini secara langsung berdampak buruk merugikan pelaku usaha, terutama UMKM.
Karena adanya pemadaman listrik, biasanya mereka harus menambah biaya untuk membeli minyak gensetnya. Disadari atau tidak, dalam kondisi itu juga menambah beban biaya produksi barang dan jasa. Apabila biaya produksi meningkat, maka tentu berpengaruh pada tingkat harga produsen yang berhilir pada peningkatan harga di tingkat pedagang ke konsumen barang atau jasa.
Seukuran rumah makan saja, kerugian akibat pemadaman listrik sejam bisa mencapai rata-rata 10 persen. Kerugian rata-rata itu belum dikalikan dengan jumlah seluruh rumah makan di Halut yang sekitar 30 persen dari seluruh unit usaha yang ada. Belum lagi kerugian yang dialami oleh perusahaan besar, semisal perusahaan air mineral yang menggunakan daya yang  besar.
Pemadaman sejam saja bisa mengakibatkan kerugian jutaan rupiah. Karena pengaruh omset yang besar, maka diperlukan tenaga listrik yang besar pula untuk menghasilkan barang. Apalagi dalam perusahaan berskala besar menggunakan tahapan tak sekaligus untuk menghasilkan barangnya.Â
Lagi dan lagi, perusahaan di daerah dituntut untuk menyiapkan alternatif sumber daya listriknya sendiri. Itu biayanya cukup besar dan pemerintah tidak tahu menahu soal itu.
Dampak karena lemahnya kelistrikan Halut sebetulnya juga dirasakan dalam administrasi pemerintahan. Seringkali kegiatan administrasi pemerintahan terhenti karena listrik mati. Bila demikian maka tentu merugikan bagi pemerintah sendiri dalam proses pelayanan masyarakat.Â
Untuk itu, beberapa upaya alternatif hendaknya diambil untuk mendukung kapasitas dan kapabilitas kelistrikan, misalnya menambah sumber daya listrik yang baru serta memperbanyak jumlah panel surya untuk daerah-daerah yang jauh dari pusat perekonomian dan pemerintahan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa listrik adalah elemen vital untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi. Tak hanya itu, keterjaminan kelistrikan ke depan menjadi konsekuensi logis untuk ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha yang pada waktunya mampu menciptakan kesejahteraan.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H