Sejak kecil, aku seringkali ikut ibuku ke sebuah desa, tempat dimana ibuku dilahirkan, namanya Desa Gerbo. Sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Desa ini lumayan luas, tetapi lokasinya begitu strategis, yakni berada di persimpangan arah Malang dan ka beberapa tempat wisata, misalnya Air Terjun Rambut Moyo, Gunung Bromo Tengger dan beberapa tempat wisata menakjubkan lainnya.
Masyarakat Desa Gerbo sangatlah majemuk, tidak hanya keragaman suku dan budayanya, tetapi juga terkomposisi atas berbagai agama di Indonesia ini. Menariknya, setiap kali sehabis upacara bendera tanggal 17 Agustus, masyarakat Desa Gerbo mengadakan lomba karnaval antar RT dan Desa lain di sekitar Gerbo. Lomba karnaval ini diikuti beberapa desa lain, misalnya Desa Lor Kali, Jajang Wetan, Jajang Kulon, Kejoren, Pager Gunung, Mbelong, dan juga beberapa tahun terakhir disemarakkan oleh undangan atau tamu karnaval dari luar daerah Gerbo. Pihak panitia begitu kreatifnya menyelenggarakan lomba karnaval ini guna memupuk tali persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat Gerbo dan sekitarnya.
Warga Gerbo menyiapkan segala sesuatu untuk mengikuti lomba karnaval Agustusan ini semenjak awal bulan, dan karena itu, aku sendiri menilainya begitu matang, baik dari segi konsep dan tema perlombaan yang diadakan oleh panitia. Begitu meriahnya sehingga hingga kini pun aku masih terngiang-ngiang. Bagiku, Desa Gerbo tak ada duanya di negara ini, sebab masyarakat Gerbo terkenal dengan masyarakatnya yang rukun dan kompak serta satu lagi, tidak mengenal gengsi, maklum, namanya saja orang desa, tetapi bagiku itu sangatlah bagus, karena persatuan dan kesatuan dalam keberagaman itu hingga saat ini pun masih tetap utuh dan akan tetap lestari.
Dalam perlombaan karnaval, panitia memberikan kebebasan bagi seluruh peserta lomba karnaval sehingga aku amati sendiri memang sangat unik dan memberikan kemeriahan tersendiri. Terutama bagi penonton setia sepertiku. Setelah usai acara lomba karnaval ini, pada sore harinya biasanya di Gerbo diadakan lomba Ujung alias permainan saling pukul dengan alat yang disebut penjalin. Namun, sayang sekali, kali ini aku belum bisa mendapatkan potretnya. Gerbo bagiku adalah miniatur Indonesia yang benar-benar Indonesia, Gerbo bagiku adalah simbol persatuan dan keberagaman, dengan keberagaman, warga Desa Gerbo begitu bersemangat untuk merayakannya. Ya, setiap tanggal 18 Agustus Anda dapat pula berkunjung ke Desa Gerbo untuk membuktikannya. Dan jangan lupa pula, setiap tanggal 29 Agustus, Anda juga dapat berkunjung ke daerah Nongkojajar, dekat desa Gerbo untuk melihat kemeriahan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI).
Yuk, simak kemeriahannya melalui jepretanku berikut pada tanggal 18 Agustus 2016 kemarin, hehe...