Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Menjaga Kerukunan Umat Beragama Melalui Media Sosial

18 Agustus 2016   18:29 Diperbarui: 4 April 2017   18:18 5245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemahaman mendasar tentang Pluralisme, sumber: Dok.Pri.

Kelima, ajarkan pada generasi muda mengenai konsep Peace Education atau pendidikan perdamaian. Pendidikan perdamaian merupakan sebuah konstruksi pendidikan yang memberikan asupan ilmu dasar perdamaian dan bagaimana mengikis kekerasan, permusuhan, disharmoni sosial dan sejenisnya.  Peace Education juga menawarkan konsep bagaimana membuka diri dan mengakui keyakinan agama lain dan bagaimana cara untuk bertenggang rasa bila mendapatkan sebuah stimulus yang tidak baik, terutama di media sosial. Peace Education juga memuat pendidikan bagi generasi muda tentang cara memahami konsep definisi serta aplikasi sosial pluralisme dalam agama. Pluralisme bukannya konsep bahwa semua agama benar secara mutlak. Pluralisme membeberkan pengertian bahwa seluruh agama di dalam kehidupan ini mempunyai prinsip egaliter. Semua agama boleh saling bergotong-royong dan membantu dalam kebaikan, kecuali dalam konteks ibadah. Pemahaman mengenai pluralisme, sederhananya dapat dilustrasikan sebagai berikut.

Pemahaman mendasar tentang Pluralisme, sumber: Dok.Pri.
Pemahaman mendasar tentang Pluralisme, sumber: Dok.Pri.
Ilustrasi tersebut dapat kita aplikasikan dalam kerangka kehidupan ber-media sosial. Bila terdapat orang lain yang semisal Muslim yang sedang membutuhkan bantuan akibat lilitan ekonomi dan kita sebagai seorang Muslim, maka posisikan diri kita sebagai seagama atau sesama Muslim. Dalam konteks ibadah pun kita juga dapat membantunya. Bila kemudian orang lain misalnya umat Kristiani memerlukan bantuan oleh suatu sebab, maka kita sebagai seorang Muslim memposisikan diri kita sebagai sesama umat beragama untuk saling membantu, kecuali dalam hal ibadah. Dalam tataran lebih lanjut semisal dalam sebuah negara terdapat kelompok yang teraniayah dan memerlukan bantuan, misalnya kelompok yang dianggap ajaran menyimpang, maka posisikan diri kita sebagai sesama manusia untuk membantunya. Dan dalam tingkatan yang lebih tinggi, semisal terdapat seekor kucing yang tenggelam di sungai, maka kita posisikan diri kita sebagai sesama mahluk hidup ciptaan Tuhan di dalam menolong kucing tersebut. Konsep ini memberikan pengajaran bagi manusia tentang bagaimana menjaga keseimbangan hubungan secara horizontal untuk mencapai kerukunan umat beragama. Kerangka pikir sebelum ber-media sosial itu kemudian dapat kita implementasikan melalui postinganakun media sosial kita, kita sebarkan kasih sayang, nilai-nilai persahabatan dan persatuan kepada khalayak.

Fenomena alam, pelangi, Sumber: Dok.Pri.
Fenomena alam, pelangi, Sumber: Dok.Pri.
Keenam, mari kita belajardan mengambil hikmah dari peristiwa alam sebelum ber-media sosial, yaitu pelangi. Kita tahu bahwa pelangi itu terjadi karena peristiwa pembiasan cahaya matahari oleh pertikel air ketika hujan gerimis. Cahaya matahari menurut sains berasal dari satu warna saja, yaitu warna putih. Warna ini biasanya disebut sebagai warna polykromatik, artinya warna yang mengandung beragam warna. Padawaktu terjadinya pelangi, cahaya berwarna putih itu terbiaskan menurut sudut bias yang berbeda-beda. Walhasil, terbentuknya pendaran cahaya yang berwarna-warni, mulai dari merah, jingga, kuning, hijau, ungu serta warna gradasinya masing-masing. Kalau kita amati, warna yang ditimbulkan pelangi itubersatu sehingga nampak indah di mata bila kita pandang. Setiap warna tidak berdiri sendiri. Bisa dibayangkan betapa membosankannya bila warna pelangi hanya terdiri atas satu warna saja. Masing-masing warna pelangi begitu dapatbersama, berkombinasi dengan apik sehingga mencokolkan rasa keindahan. Maknanyayang kita dapatkan adalah bahwa keberagaman itu sangat indah. Persatuan dankesatuan itu membentuk sebuah kekuatan yang indah. Bahwa kita hidup di alam iniharus selalu rukun terhadap sesama manusia, tidak memandang agama apa yang iayakini. Perihal agama mana yang paling benar, itu adalah hak Sang Pencipta sebagai hakimnya, sebagai wasitnya, sebagai ketua panitianya. Agama apapun, intinya bersumber dari sebuah satu keyakinan, semua ber-Tuhan Yang Satu. Dan dari satu sumber itulah, perbedaan timbul karena sudut pandang manusia yangberbeda-beda mengenai kebenaran Tuhan.

Mari bersatu dalam keragaman untuk Indonesia damai, sumber: Dok.Pri.
Mari bersatu dalam keragaman untuk Indonesia damai, sumber: Dok.Pri.
Dengan demikian maka jelaslah, bahwa kita harus merawat kerukunan umat beragama. Kita ditakdirkan beragama di Indonesia yang begitu beragam kultur dan historisnya, namun kita tahu bahwa kemerdekaan bangsa dan negara ini diraih dengan bekal persatuan dan kesatuan itu. Maka sudah seharusnya lah kita rawat kerukunan agar persatuan dan kesatuan itu tetap utuh. Melalui media sosial, kita tuangkan sebuah ruang berbagi dan lahan seluas-luasnyauntuk menjalin kerukunan, persahabatan dan solidaritas yang tinggi terhadapsesama. Niscaya, perdamaian abadi itu kelak kita raih, bukan sekedar mimpi.

Sumber bacaan:

Nurcholish, Ahmad. 2014. Peace Education, Pendidikan Perdamaian Gus Dur. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Kirom, Abdul. 2015. Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Merawat Kehidupan Umat Beragama.[Tesis]. Yogyakarta: UIN SUnan Kalijaga

Muthi, M. Misbahul. 2015. Implementasi Pendidikan Agama dalam Meningkatkan Kerukunan Sosial Beragama Antar Siswa dan Kesadaran Pluralitas Agama Siswa di SMA 1 Magelang Tahun Pelajaran 2014 - 2015. [Tesis]. Salatiga: IAIN Salatiga.

Komunika. 2011. Indahnya Kerukunan Antar Umat Beragama. [Tabloid edisi ke-5]. Jakarta: Komunika.

Kementerian Agama. 2014. Laporan Tahunan Kehidupan Beragama Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Agama.

Kompas. 10 Februari 2016. Tingkat Kerukunan Beragama DKI Jakarta di Bawah Indeks Rata-Rata Nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun