Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengamati Pembangunan Halte Busway Jalur PGC - Ancol/Harmoni

12 Juni 2014   15:18 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:05 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari, sepulang kerja seperti biasa di daerah Budi Utomo, mengingat saya tidak memiliki kendaraan pribadi, saya selalu memilih fasilitas jasa bis Transjakarta. Ketika itu, saya biasa menunggu datangnya bis di halte Budi Utomo atau halte Pasar Baru sebelah utara halte Budi Utomo. Namun, setelah beberapa menit, jarak antar kedatangan bis memang mau tidak mau terjadi ketimpangan sehingga saya harus bersabar menunggu. Sudah sekitar hampir 30 menit lebih saya menunggu sehingga membuat saya merasa kurang nyaman. tetapi karena hanya untuk pulang kerja, maka saya ok ok saja.

Setelah beberapa bis tak datang entah tersesat macet dimana, saya kurang tau, maka saya putuskan untuk naik bis arah Ancol dengan rencana saya ingin mendapatkan bis di daerah Mangga Dua. Ternyata, karena padatnya kendaraan, saya terjebak di bis arah Ancol tersebut dan menjelang sampai di halte Mangga Dua, volume kendaraan kian padatnya sehingga saya merasa harus menerimanya karena saya tidak bisa melakukan apapun. Setelah beberapa lama saya terjebak di bis yang kecepatannya hampir 0 km/jam saya mulai melakukan pengamatan tentang apa yang menjadi penyebab bis arah PCG atau Kampung Rambutan atau Kampung Melayu sangat lama. Hasilnya, saya melihat beberapa jalan di depan Mangga Dua yang kurang clean atau terjaga oleh petugas busway. Sementara itu, mulai halte setelah halte Mangga Dua dan seterusnya sudah clean jalurnya.

Lalu, mengenai hasil pengamatan saya saat berangkat kerja ke arah Ancol. Saya menyadari, pemerintah DKI sudah sangat bekerja keras dalam hal ini. Namun, saya ingin mengutarakan saja hasil pengamatan saya sebagai masyarakat. Saya mengamati jadwal kedatangan bis tujuan PGC Harmoni lebih sering daripada kedatangan PGC-Ancol. Yang menjadi pertanyaan saya sehingga nantinya bisa dijawab atau bisa tidak oleh pihak terkait, apakah proporsi armada bis PGC-Harmoni dan PGC-Ancol sama jumlahnya, atau karena arah Harmoni lebih banyak sehingga pemerintah memutuskan untuk memperbesar proporsinya daripada bis PGC-Ancol ?. Ketika berangkat kerja, kalau saya terlalu lama menunggu bahkan sering menyebabkan saya telat datang ke kantor padahal sudah saya usahakan berangkat pagi, saya biasanya memutuskan untuk naik bis tujuan PGC-Harmoni dan saya transit di halte Pal Putih atau transit di halte Pasar Baru untuk dapat mencapai halte Budi Utomo. Meskipun, saya terkadang merasa beruntung lantaran setelah transit halte Pal Putih, saya mendapatkan bis tujuan Ancol.

Saya kemudian menelusuri mengenai pembangunan halte busway antara halte Pasar Senen dan Halte Budi Utomo. Saya mengamati jaraknya yang sangat dekat, tetapi kalau dalam kondisi saya kurang beruntung harus naik bis tujuan harmoni, saya dengan perasaan menerima ketika bis mulai membelokkan arahnya ke arah Harmoni, karena jaraknya dari halte Budi Utomo sangatlah dekat. Mungkin tinggal lima langkah, atau beberapa meter lagi sudah sampai di Halte Budi Utomo. Secara skematik, saya lukiskan berikut :

Nah, dari skema tersebut tampak bahwa dalam pemutusan pembangunan dua halte ini mungkin sudah matang, meskipun terkadang saya berpikir masih kurang nyaman bagi masyarakat yang tempat kerja atau tempat tinggalnya harus stop di halte Budi Utomo. Kadang saya memikirkan bahwa, jika diantara dua halte tersebut dibangun satu lagi halte transit, tetap sah-sah saja (meskipun ini kan kehendak saya, begitu), terkhusus bagi penumpang yang memang juga bisa nyaman memilih armada bis tujuan mana saja, mereka akan nyaman karena tidak harus menunggu yang tujuan Ancol. Meskipun pada pemikiran lain, saya rasa jika pun memang tidak demikian, pembangunan halte Senen ketika ada halte diantara Halte Senen dan halte Budi Utomo, maka berdampak pada disfungsinya Halte Senen, tetapi jarak antara Halte Senen ka Halte Budi Utomo kan cukup jauh.

Pemikiran saya adalah apakah mungkin akan lebih berdampak positif bagi nyamannya pelayanan masyarakat penumpang bis Transjakarta jika dibangun satu halte lagi di daerah pas persimpangan Ancol-Harmoni ?

Ini hanyalah gagasan dan pendapat, pemda bisa menerima yang saya utarakan, bisa juga tidak. Dalam hal ini saya mengkondisikan diri saya sebagai masyarakat umum yang berkeinginan agar pelayanan jasa bis Transjakarta lebih baik dan lebih nyaman bagi para komsumen jasa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun