Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia Gerobak Ibukota

24 Juni 2014   18:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:17 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"saya hanya tinggal di dalam gerobak saya ini, Pak. Saya dulu hanya mengontrak rumah, setelah rumah kontrakan saya hancur, saya tak punya apapun dan saya kehilangan istri saya. Saya tak punya apa-apa lagi sekarang."

Pak Gentolet dan orang tersebut kini berpisah, sedikit bercengkramah dengan orang itu sedikit mengobati hati pak Gentolet. Sebab, selama ini ia tak pernah mengeluhkan kondisi batinnya yang serba kesulitan menghadapi nasib dan kenyataan hidupnya. Namun, ia bersyukur sebab ia masih diberi nafas gratis oleh Tuhan. Ia berpikir bahwa ada banyak manusia yang justru bernasib lebih pedih darinya. Oleh karena itulah setiap hari ia sambil terus mengais botol untuk memenuhi gerobaknya, ia sempatkan untuk mampir ke masjid dan musholah dimanapun ia temui saat waktu ibadah telah tiba. Walaupun ia tak pernah sesekali mencurahkan rasa hatinya kepada seseorang, tetapi ia yakin bahwa mencurahkan hati kepada Sang Pencipta adalah obat hati yang paling manjur baginya. Ia menenggadah dan meneteskan air mata, sekalipun ia seorang lelaki yang dulu perkasa dan berotot baja.

Ia merenungi setiap detik usahanya, ia memperhatikan setiap gerak-gerik lakunya. Ia tak ingin sebab perilakunya membuat orang lain mendapatkan dosa dari Tuhan, ia juga tak ingin sampai tega menyakiti dan merobek-robek hati orang lain sebab kekesalan dan kejengkelan. Ia memiliki pandangan bahwa manusia itu mengandung dua elemen, setengah hewan setengah malaikat. Manusia yang mampu menonjolkan sifat malaikatnya, maka ialah yang dimaksud manusia yang manusiawi, sementara sebaliknya adalah manusia yang hewani. Perilaku baik adalah produk dari ajaran yang baik. Hal inilah kerangka pikir yang membuat pak Gentolet tobat atas segala dosanya.

Dulu pak Gentolet adalah jamaah Totoan Gelap alias Togel di tempatnya. Ia juga sering mabuk oplosan padahal ia sering mendengarkan lagu oplosan. Ironi pak Gentolet dalam riwayat itu kian memudar dan membuatnya sadar akan ketersia-siaan semua perbuatannya itu.

Kini ia tak lebih dari sebuah cantholan (kait) dalam sebuah ruangan. Ia tiada peran dan fungsinya di mata masyarakat. Ia sering terjaring razia satpol PP ibukota sehingga lengan bajunya banyak terdapat robekan bekas pertikaiannya dengan satpol PP. Terkadang, ia mendapat serangkaian pukulan karena ia melawan. Namun, ia menerima itu semua, ia sadar bahwa ia bersalah, ia terlalu teledor dengan menerobos daerah atau area yang dilarang oleh pemerintah daerah.

Yang lebih menyedihkan lagi, ia tak punya keturunan. Ia tak punya generasi penerus yang mampu merubah gerobaknya menjadi mobil kehormatan dirinya. Ia kini hanya terus mencium pakaian istrinya, ia duduk di samping gerobaknya, bersandar di sebuah tembok yang tercoret-coret, ia menghadap logo-logo capres dan cawapres yang tersenyum kepadanya. Melelehlah air matanya, ia merengkuhkan segala isi hatinya, ia ingin menjerit namun kondisinya kiat menjepit. Ia tak menaruh harapan apapun terhadap logo-logo capres yang dipandangnya, dengan terus menciumi pakaian istri yang ia cintai itu, dengan gelimang air mata deritanya itu, ia hanya berdoa kepada Tuhan yang menciptakannya.

"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah mahluk yang tak pantas meminta kepadaMu, sebab diriku banyak dosa dan kemaksiatan, tetapi aku sangat membutuhkan Engkau Ya Allah, aku sangat membutuhkan Engkau dalam hidupku ini, aku hanya mampu bersama pakaian istriku tercinta ini, aku hanya mampu menangis dengan pakaian-pakaiannya Ya Allah, hidupku kini telah Engkau rubah karena kelalaianku sebagai khalifah, Engkau merenggut senyumku saat mendapatkan kemenangan perjudian dan minuman keras, namun kini aku mengemis kepadaMu Ya Rabb, aku mengemis RahmatMu Ya Allah, semoga Engkau menetapkanku dalam keimanan kepadaMu, jadikanlah sisa-sisa pakaian kekasihku ini sebagai teman hidupku menuju ma'rifat kepadaMu,....Aamiin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun