Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Lagi, Trans Jakarta Membuat Kesal Calon Penumpang

14 Agustus 2014   21:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:32 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trans Jakarta (TJ) merupakan salah satu layanan utama warga Jakarta sampai saat ini, terutama bagi pekerja yang komuter. Setiap harinya, TJ selalu menjadi opsi pengguna angkutan transportasi umum sehingga berpengaruh besar terhadap pendapatan tukang angkot dan bus umum di area Jakarta dan sekitarnya. TJ menawarkan berbagai pelayanan yang sebetulnya sangat baik, nyaman, dan aman bagi konsumen jasa transportasi. Apalagi, setiap periode tertentu fasilitas bahkan armada TJ terus diperbaiki dan ditambah.

Namun, hingga detik ini, yang banyak dikeluhkan oleh pengguna TJ ini adalah waktu antar kedatangan armada yang tidak bisa diperkirakan. Hari ini (14/08/2014), sekitar jam 11.18, di shelter Kampung Melayu telah terjadi penumpukan calon penumpang TJ yang bertujuan ke arah Ancol. Beberapa orang memprotes kepada petugas dengan tegasnya mengatakan "woi..! ini tanggung jawab siapa ?". Salah satu calon penumpang juga sempat emosi lantaran ia sudah menunggu di shelter selama 2 jam tidak ada juga bus yang datang. "Yang banyak malah arah Pulo Gebang ini gimana ?", salah seorang lagi menggerutu.

Sebenarnya, beberapa waktu yang lalu, pihak TJ mencoba untuk melakukan uji coba 1 bus per 2 menitnya. Walakin, hal tersebut tampaknya gagal. Petugas shelter ketika ditanya malah saling tidak tau menau, melempar tanggung jawab sana-sini dan kurang cepat dalam bertindak saat kondisi pantrian calon penumpang membeludak seperti itu. Belum lagi dengan kondisi udara yang panas akibat berdesakan membuat suasana ruang shelter tampak kumuh dan tidak sehat. Hal ini mungkin perlu diperhatikan kembali oleh pihak TJ.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun