Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hari Statistik Nasional (HSN) 2014: Perbaiki Data Kita, Yuk!

25 September 2014   15:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:35 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_361533" align="aligncenter" width="622" caption="Spanduk Hari Statistik Nasional (HSN) di BPS RI Jakarta, sumber : foto prbadi"][/caption]

Besok, 26 September 2014, merupakan hari yang sangat istimewa bagi Indonesia. Sebab, pada hari tersebut, peran dan fungsi data statistik semakin penting dan vital sebagai bahan baku pembuatan kebijakan pembangunan nasional.

Hari Statistik Nasional atau disingkat dengan HSN, merupakan salah satu hari peringatan statistik resmi sebagai hasil jerih payah sebuah lembaga non-departemen Badan Pusat Statistik (BPS) yang disetujui oleh presiden Soeharto melalui surat nomor B.259/M.Sesneg/1996 pada tanggal 12 Agustus 1996. Mulai saat itulah, kiprah BPS sebagai lembaga perstatistikan negara secara bertahap mulai melakukan perbaikan data NKRI.

Pada tahun 2014 ini, BPS mengangkat tema yang sangat menarik, yaitu "Dengan semangat Hari Statistik Nasional, kita tumbuhkembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan Statistik."

Usaha BPS sebagai lembaga penyedia data memang memiliki tantangan yang besar. Sebab, kapasitas kegiatan BPS dalam menghasilkan data statistik pembangunan terbilang besar dan komprehensif. Mulai dari pelaksanaan kegiatan utama, yaitu Sensus Penduduk (SP) yang biasanya dilaksanakan pada tahun-tahun yang berakhiran angka 0 (nol), Sensus Pertanian (ST) yang biasa dilaksanakan pada tahun-tahun yang berakhiran angka 3 (pelaksanaan terakhir pada tahun 2013 kemarin), Sensus Ekonomi (SE) yang biasa dilaksanakan pada tahun-tahun yang berakhiran angka 6 (akan dilaksanakan pada tahun 2016 nanti), hingga berbagai macam bentuk Survei yang cakupannya lebih kecil untuk menghasilkan statistik strategis, seperti angka Inflasi yang berasal dari Survei Biaya Hidup (SBH), jumlah pengangguran yang berasal dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Pendataan Potensi Desa (PODES) untuk menghasilkan pemetaan potensi setiap daerah di Indonesia, Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai sebagai proxy kesejahteraan petani, Produktivitas lahan sawah melalui Survei Ubinan, dan banyak lagi Survei yang telah dan masih terus dilakukan oleh BPS sebagai dasar perancangan pembangunan NKRI.

Tema BPS kali ini memang sangat tepat, yaitu menumbuhkembangkan peran serta masyarakat terhadap pembangunan statistik. Artinya, memang selama ini peran dan keikutsertaan masyarakat masih terbilang kurang. BPS banyak menemukan kendala di lapangan saat melakukan pendataan atau pencacahan data terhadap masyarakat, banyak masyarakat yang merasa bosan didatangi oleh petugas dari BPS untuk melakukan pengambilan data, mulai dari mengucapkan kata-kata kurang mengenakkan, hingga sampai tahap pengusiran secara paksa. Hal ini sangat wajar, sebab kegiatan pendataan yang dilakukan BPS memang sangat banyak dan berkala sehingga sudah pasti akan menimbulkan rasa bosan bagi masyarakat. Ini berarti, masyarakat Indonesia masih belum sadar mengenai data-data statistik yang nantinya dihasilkan oleh BPS. Selain itu, masyarakat juga merasa bosan akibat mereka tidak mendapatkan apa-apa terhadap keterangan yang mereka berikan kepada BPS. Padahal, data tersebut sangat strategis bagi pemerintah dalam upaya mengambil kebijakan pembangunan. Kejujuran dan keikhlasan masyarakat dalam memberikan data yang lengkap dan secara berkala tentunya akan sangat berguna bagi pembangunan negara.

BPS, sebagai lembaga yang telah memiliki cabang hingga level Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia hingga saat ini dan akan terus berlanjut menjadi semakin baik dengan adanya komitmen elemen-elemn di dalamnya. Meskipun Sumber Daya Manusia (SDM) BPS hingga kini masih sangat kekurangan, namun kondisi tersebut menjadikan semangat BPS dalam mencetak angka bahan baku pembangunan semakin tinggi. Komitmen tersebut bukanlah hanya omong kosong tiada arti, tetapi memang secara konkret ditunjukkan oleh SDMnya yang mumpuni dan berdikari, ikhlas sebagai abdi untuk Ibu Pertiwi ini. Beberapa fakta tersebut tertuang dalam kegiatan petugas lapangan yang secara serius dalam mendapatkan data-data dari masyarakat, contohnya sebagai berikut :

[caption id="attachment_361534" align="aligncenter" width="480" caption="Petugas BPS Mendata Masyarakat di Perahu, sumber foto : FP BPS"]

14116086582127426532
14116086582127426532
[/caption]

[caption id="attachment_361538" align="aligncenter" width="450" caption="Petugas Menuju Lokasi Pencacahan melalui Sungai, sumber foto : FP BPS"]

1411609326919867188
1411609326919867188
[/caption]

[caption id="attachment_361539" align="aligncenter" width="450" caption="Petugas Pencacahan Diusir Saat akan Melakukan Pendataan Masyarakat, sumber foto : FP BPS"]

1411609380709063892
1411609380709063892
[/caption]

[caption id="attachment_361540" align="aligncenter" width="450" caption="Petugas Mendata Anggota Keluarga, sumber foto : FP BPS"]

1411609438807178244
1411609438807178244
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun