[caption id="attachment_362964" align="aligncenter" width="500" caption="Latihan Tari Reyog Ponorogo, sumber foto : Dok. Pribadi"]
Sekitar sebulan, kulatih teman-temanku, meskipun ada pula bagian tari yang memang belum sempat kukuasai, tetapi secara umum kuajak teman-teman melakukan yang terbaik dalam rangka melestarikan seni budaya tari tradisional. Berbekal alat seadanya, setiap gerak dan gemulai alunan lagu kami berusaha menyajikan tarian dengan baik.
[caption id="attachment_362965" align="aligncenter" width="500" caption="Melatih Warog dan Klono, Itu Tari Topengnya Pakai Kardus, sumber foto : Dok. Pribadi"]
Disertai dengan canda dan tawa, keluh dan kucuran keringat pun tak terasa. Aku dan teman-teman secara teratur dan terjadwal mengadakan latihan. Aku sendiri yang ditunjuk sebagai pelatih sekaligus pemain juga kadang kewalahan, sebab tarian Reyog Ponorogo merupakan tarian paduan beberapa bagian. Ada tari yang dibawakan oleh tokoh Warog, ada tari tokoh Klono sewandhono, ada tari Jathilan, ada juga yang paling susah dan penuh aksi, yaitu tari Bujang Ganong yang penuh dengan gerakan aktraktif dan memukau.
[caption id="attachment_362966" align="aligncenter" width="408" caption="Atraksi Teman-Teman Bujang Ganong saat Performance Reyog, sumber foto : Dok. Pribadi"]
[caption id="attachment_362968" align="aligncenter" width="467" caption="Performance Tari Jathilan Reyog, sumber foto : Dok. Pribadi"]
[caption id="attachment_362967" align="aligncenter" width="500" caption="Performance Tari Topeng Malang, sumber foto : Dok. Pribadi"]
Selain itu, saat itu juga ada pula sedikit tambahan yaitu tari Topeng yang berasal dari Malang Jawa Timur sehingga komplit sudah tugasku. Rencanaku dan teman-teman sekali lagi tak sia-sia, meskipun masih saja ada sebagian orang yang berkicau bahwa menari tak ada manfaatnya. Kata siapa tari tak ada manfaatnya ?. Menurutku, tari selain sebagai aksi melestarikan seni budaya, tari juga akan menjadikan jasmani menjadi sehat karena tari pada hakikatnya sama dengan senam. Inilah satu hal yang terus kuyakinkan kepada teman-teman.
Dari beberapa jenis tari yang menjadi tanggung-jawabku, ternyata yang paling berat memang adalah bagianku sendiri yang juga terpaksa ikut andil saat itu. Berat Dadak Merak yang sekitar 80 kilograman harus kuangkat dengan gigiku. Awalnya memang diriku merasa takut melakukannya, tetapi karena tekadku untuk melestarikan dan membela milik Indonesia, Reyog Ponorogo, adalah hal yang hukumnya wajib ! bagiku.
[caption id="attachment_362970" align="aligncenter" width="400" caption="Aksiku untuk Indonesiaku, Reyog Ponorogo adalah Milik Indonesia !, sumber foto : Dok. Pribadi"]
[caption id="attachment_362993" align="aligncenter" width="456" caption="Atraksi Reyog untuk Indonesia, sumber foto : Dok. Pribadi"]