Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - pendiri komunitas Seniman NU
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis opini di lebih dari 100 media berkurasi. Sapa saya di Instagram: @Joko_Yuliyanto

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Akuntansi Kehidupan

8 Januari 2020   10:06 Diperbarui: 8 Januari 2020   10:15 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Retur

Pengembalian kembali barang, karena rusak atau salah pengiriman barang. Saya kira sudah menjadi istilah umum saat membeli online barang tertentu. Perusahaan pun demikian dalam penjualan. Yang saya maksud adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan barang.

Makna kehidupan? Saya kembalikan lagi jodoh saya kepada Tuhan jika saya temui kerusakan pada dirinya. (Hahaha). Silahkan ditafsirkan sendiri. Jika susah mengibaratkan Tuhan sebagai penjual yang bisa melakukan kesalahan. Tafsirkan yang sebaliknya, manusia sebagai penjual kepada Tuhan. Jadi usahakan jangan pernah mengirimkan sesuatu yang salah atau rusak kepada Tuhan. Percuma. Toh, juga akan dikembalikan.

Transaksi

Tidak perlu dijelaskan. Hidup adalah transaksi. Transaksi manusia dengan manusia. Manusia dengan Tuhan. Bahkan manusia dengan dirinya sendiri. Proses tawar menawar ini bisa sangat mudah, namun juga bisa sangat alot. Sehingga tidak semua bisa ditransaksikan. Menjadi manusia hendaknya melakukan transakasi yang baik-baik saja. Itu adalaha wujud kepercayaan "pelanggan". selebihnya kita pasrahkan kepada Tuhan.

Transaksi bukan hanya didunia. Di akherat nanti juga akan penuh dengan transaksi. Surga-neraka, baik-buruk, pengadilan Tuhan dan sebagainya. Jadi berharap selama masih bisa melakukan transaksi tidak menjalankan transaksi gelap yang nantinya akan merugikan "pelanggan" dan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun