Mohon tunggu...
Joko Kenthir Muka Repost
Joko Kenthir Muka Repost Mohon Tunggu... -

kenthir sak enake dewek....anyway by the way bukan busway atau no way si kenthir muka repost ini kagak ada matinye.....hanya admin kompasiana sebagai malaikat pencabut nyawa yang mampu mematikan joko kenthir muka repost

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kompasianer Hebat Itu Telah Pergi

19 Juli 2011   05:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:34 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_120306" align="aligncenter" width="603" caption="google.com"][/caption] Pertemuan singkat beberapa hari yang lalu telah menimbulkan kesan luar biasa bagi saya. Sayangnya dia harus pergi dengan meninggalkan bayang-bayang yang misterius. Walaupun dia tidak bercerita banyak berbagai hal tentang dirinya. Saya bisa rasakan dari sorot matanya yang kelam dan galau. Berita pagi ini yang saya dapatkan dari keluarganya bahwa dia telah pergi untuk selamanya kesebuah tempat yang paling indah dan paling damai buatnya. Ini adalah pukulan bathin bagi saya. Dia sangat baik dan berhati mulya. Saya tidak menyangka saja bahwa itulah pertemuan terakhir saya dengannya. Atas pertimbangan privacy dan saran dari keluarga. Namanya tidak saya sebutkan disini dan ini janji saya. Berdasarkan pertimbangan itu pula berita ini sengaja saya masukkan di kanal Fiksi. Yang pasti dia Kompasianer hebat. Saya kagum dengan pokok-pokok pikirannya. Selamat jalan sahabat. Semoga engkau damai dikehidupan barumu yang indah dan damai. Seperti yang kau katakan sebelum perpisahan kita beberapa malam yang lalu bahwa kau ingin sekali terbang tinggi sambil tidur panjang. Dan ketika kau sampai kesebuah dahan engkau terbangun dan kehidupan semuanya telah berubah. Itulah mimpimu sahabat. Itulah kata-kata terakhirmu sahabat. Dan apa yang kau inginkan telah tercapai. Sahabatku disana. Saya bahagia pernah mengenalmu. Saya akan tetap mengenangmu sepanjang hidupku. Engkaupun tetap mozaik-mozaik yang utuh bagiku. Tidurlah. Terbanglah. Engkau akan terbangun dikehidupan yang telah berubah. Selamat jalan sahabat. Suatu tempat di Indonesia, 18 juli 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun