Mohon tunggu...
Joko Santoso
Joko Santoso Mohon Tunggu... Guru - Guru

Nama Joko Santoso, Lahir di Magelang, 13 Desember 1985. Lulusan S I PGSD Sanata Dharma

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Mengantre dan Menghargai

27 Januari 2023   19:31 Diperbarui: 27 Januari 2023   19:46 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Mengantre dan Menghargai

Praktik-praktik baik dengan model “ATAP”

Oleh : Joko Santoso

Negara Jepang adalah salah satu negara yang menginspirasi banyak negara-negara lain khususnya di kawasan Asia telebih negara kita tercinta Indonesia. Banyak sekali budaya baik yang bisa kita tiru dan terapkan khususnya budaya antre.

Penulis menulis tentang budaya antre karena melihat keprihatinan baik di kalangan masyarakat pada umumnya masih banyak yang tidak menjunjung asas hidup saling menghargai satu sama lain dengan tidak mengantre. Mereka seenaknya saja menyerobot hak orang lain tanpa memikirkan orang-orang yang sudah berjuang lama untuk mengantre.

Sebagai seorang pendidik tentu kita juga merasakan hal yang sama. Mengantre adalah salah satu hal kecil dalam kebiasaan hidup kita yang kadang kita lupakan. Bagaimana supaya anak-anak didik kita mampu mengaplikasikan budaya mengantre ini dengan baik tanpa ada yang mengingatkan, tanpa ada yang mengawasi tetapi timbul dari dalam diri sendiri dengan penuh kesadaran.

Berikut adalah prakarsa praktik baik yang seyogyanya dapat menjadi referensi dan sumber inspirasi dalam melaksanakan praktek antre pada siswa di sekolah, Prakarsa praktik baik ini disusun berdasarkan filosofi KDH dengan pendidikan yang memerdekakan dengan membuat mental prakarsa model “ ATAP”. Apa itu model “ATAP”?

Penulis memberi beri judul prakarsa praktik baik ini " Menumbuhkan Budaya Antre Pada Anak " dengan tujuan mengajarkan anak pentingnya saling menghargai antar sesame dan tidak mengambil hak orang lain.

Dari contoh Praktik Baik tersebut kita bisa memahami bahwa peran orang tua, guru, masyarakat menjadi vital bagi anak kita, bagi bangsa, dan negara kita.

Akhir kata dari praktik baik tersebut telah mewujudkan prinsip pendidikan yang memerdekakan, yaitu pendidikan yang berpusat pada murid, berpihak pada murid, dan memanusiakan murid, menyelamatkan murid, membahagiakan murid.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun