Mohon tunggu...
joki marpaung
joki marpaung Mohon Tunggu... karyawan swasta -

...senang mengamat-amati, kemudian direnungkan, kemudian ditulis...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Garuda di Plat Mobilku!

21 Desember 2010   09:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:32 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1292923703332084795

Setelah membaca ulasan Pak Herman Hasyim tentang Pak David Tobing dan polemik Garuda di baju timnas sepakbola Indonesia, maka saya nampaknya sepaham dengan apa yang Pak Herman Hasyim tulis. Bukan ketenaran apalagi uang yang dicari Pak David Tobing, tapi pemahaman hukum/perundangan-undangan yang baik harus dimiliki oleh tiap warga negara Indonesia, terlebih lagi, dan mau tak mau, yaitu para politisi di Senayan sana selaku pembuat UU sendiri.

 

Tapi nampaknya anggota dewan, yang katanya terhormat itu dan yang membuat UU, justru yang paling getol melanggar. Saya tidak tahu apakah di UU tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan ada membahas tentang penggunaan logo MPR, DPR, DPD, DPRD, yang notabene ada gambar burung Garudanya, di plat mobil para anggota dewan terhormat itu?

 

Karena saya sebagai rakyat kecil justru merasa penggunaan logo tersebut di plat mobil mereka, hanya sekadar untuk menunjukkan bahwa mereka adalah politisi Senayan (baca: orang beken). Jadi kalau orang beken lewat di jalan-jalan raya, maka tolong hargai, tolong minggir, tolong beri kelonggaran sedikit di kemacetan yang ada, dll.

 

Logo yang seharusnya punya makna khusus kini tak ubahnya seperti lambang sakti yang berharap dilayani dengan baik di jalan raya, baik oleh rakyat maupun oleh kepolisian yang mengatur jalan raya. Hal tersebut saya alami ketika sedang mengantri di kemacetan menuju puncak di hari Sabtu. Sudah tahu kalau weekend itu jalur puncak akan padat, maka dengan iringan motor polisi, mobil dengan plat berlogo lembaga di Senayan tersebut malah membuat lajur baru yang menyela di antara himpitan 2 lajur yang sudah padat.

 

Karena hebatnya lambang lembaga di Senayan tersebut, maka teman saya yang memiliki kategori mobil mewah pun membuatnya juga, walau bukan politisi Senayan maupun memiliki kerabat di Senayan sana. Hal tersebut semakin mengukuhkan keyakinan saya bahwa dengan adanya lambang Garuda di plat mobil, tak ubahnya menurunkan kesakralan Garuda hanya sebagai pelancar jalan saja di tengah-tengah jalan yang padat. Sudah itu saja!

 

Salam Garuda.

 

P. S.: Sebenarnya cerita bentakan polisi pengiring di jalur puncak tersebut kepada saya karena tak mau memberi jalan cukup menarik untuk diceritakan, tapi mungkin lain kali ;).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun