Mohon tunggu...
Joker Merah
Joker Merah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

the real Joker

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sensus Pertamaku

16 Mei 2011   03:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:37 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mbak... (ya, saya memanggilnya Mbak. Walaupun secara hukum dia belum menjadi wanita. Untuk menjaga komunikasi di antara kami). Saya minta maaf sebelumnya. Tadi kita sudah berdiskusi bahwa secara fisik Mbak masih pria. Maka, bukan tidak menghormati Mbak, tapi di kuisioner ini saya harus mengisikan jenis kelamin Mbak adalah Laki-laki."

Syukurlah dia tersenyum, menandakan ia tidak keberatan.

"Boleh saya bertanya?" Lanjut saya. Lalu saya menceritakan kisah saya itu... Dan jawabannya adalah...

"Kalau bingung, atau takut canggung, panggil saja Kakak..." ujarnya tersenyum, "Beberapa di antara kami memang beranggapan bahwa kami memang betul-betul perempuan, hanya berada dalam fisik laki-laki." Namun saya memutuskan sampai akhir wawancara tetap memanggilnya Mbak.

3. Copet itu masuk pekerjaan apa?

Salah satu jenis pertanyaan dalam kuisioner SP2000 adalah pertanyaan tentang pekerjaan. Seperti biasa, prosedurnya adalah, mengucapkan salam, menyampaikan tujuan kedatangan, memperlihatkan ijin dari RT/RW setempat, dan menerangkan bahwa segala informasi yang diberikan bersifat rahasia. Dan hanya akan digunakan untuk kepentingan pendataan penduduk.

Tibalah saya di rumah kontrakan. Sepertinya kamar berukuran 3x3 m ini disewa oleh banyak orang. Informasi dari salah seorang anggota rumah tangganya, kamar ini ditempati oleh 8 orang. Empat di antaranya bekerja dari malam sampai siang, dan empat lainnya dari siang sampai malam. Jadi, mereka menggunakan kamar ini bergantian. Empat yang bekerja di malam hari itu adalah pedagang di salah satu pasar yang cukup besar di dekat situ. Dua dari yang bekerja di siang hari bekerja sebagai juru parkir. Yang satu orang bekerja sebagai supir metromini. Dan lelaki di hadapan saya? Jawaban dari item pertanyaan pekerjaan adalah...

"Copet..." Jawabnya santai. Saya memandangnya heran, dengan tangan refleks meraih tas untuk memastikan tas dan segala isinya berada di tempatnya. "Tadi mbak bilang ini rahasia kan?" lanjutnya lagi. Saya mengangguk. Sambil bingung, tentu saja. Menghargai kejujurannya, namun juga tidak mengerti, termasuk kategori lapangan pekerjaan apakah copet itu?

4. Rahasia?

Rahasia. Tiba-tiba kalimat ini membuat saya pusing kepala. Dalam waktu kurang dari sebulan sudah banyak 'rahasia' yang harus saya pegang. Seperti tanpa sengaja saya jadi mengetahui 'urusan rumah tangga' orang lain. Seringkali responden sendiri yang bercerita, tanpa diminta.

Seperti yang satu ini... Bersamaan dengan SP2000, waktu itu ada suplemen pertanyaan tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Targetnya adalah, mereka yang memiliki ketidaksempurnaan fisik dan/atau mental, tuna wisma, waria, psk, dan pengguna narkoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun