Mohon tunggu...
Joshua Manuputty
Joshua Manuputty Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Just an ordinary man who lives in Salatiga city. (http://jokereference.blogspot.co.id/)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Change Management: Survive or Die?

11 Agustus 2016   23:51 Diperbarui: 15 Agustus 2016   22:55 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun pada tahap selanjutnya, seiring waktu pun kondisi internal dan eksternal organisasi pun semakin kompleks sehingga bagi organisasi yang mau untuk tetap bertahan dan sembari itu melakukan peningkatan pada berbagai bidang yang ada, maka akan mengalami fase kebangkitan. Akan tetapi, jikalau organisasi berada dalam kondisi yang tetap dan tidak melakukan peningkatan kinerjanya maka organisasi tersebut akan mengalami fase penurunan yang dapat mengarah kepada kematian organisasi.

                   

Gambar 1: Organization-Life-Cycle menurut Lester et al (2003)
Gambar 1: Organization-Life-Cycle menurut Lester et al (2003)
Kelima tahapan OLC menurut Lester et al (2003) pun sesungguhnya sesuai dengan pandangan dari Greiner (1972) pada tulisannya yang berjudul “Evolution and Revolution as Organizations Grows”, dimana memperlihatkan bahwa organisasi pun diumpamakan juga selayaknya makhluk hidup yang terus bertumbuh dan berkembang, bahkan dikatakan bahwa organisasi pun dapat melakukan evolusi dan revolusi. 

Lebih lanjutnya, Greiner (1972:38-39) menyatakan bahwa terdapat dua dimensi utama yang menandakan organisasi melakukan pertumbuhan, yaitu dimensi ukuran dan usia organisasi. Seperti pada Gambar 2 yang memperlihatkan adanya pertumbuhan suatu organisasi yang diperlihatkan dari ukuran yang semakin berkembang dan umur dari organisasi yang bertambah setiap waktunya.

Greiner (1972) mengungkapkan bahwa adanya lima fase pertumbuhan yang akan dialami oleh organisasi, yaitu fase pertama: kreativitas (creativity), fase kedua: arahan (direction), fase ketiga: deligasi (delegation), fase keempat: koordinasi (coordination), fase kelima: kolaborasi (collaboration). Setiap fase yang akan dilalui oleh organisasi untuk bertumbuh pun diiringi dengan lima krisis yang dapat terjadi, yaitu krisis pertama: kepemimpinan (leaderhip), krisis kedua: otonomi (autonomy), krisis ketiga: kontrol (control), krisis keempat: “pita merah” yang berarti birokrasi (red tape), dan krisis kelima: krisis perkembangan berkelanjutan. Kelima fase inilah yang sangat erat hubungannya dengan model OLC yang menyatakan pemahaman yang sama, yaitu menjelaskan bahwa adanya hubungan antara organisasi dan makhluk hidup, dimana terjadinya proses pertumbuhan dari waktu ke waktu. 

Gambar 2: Lima Fase Perkembangan dan Krisis Organisasi menurut Greiner (1972)
Gambar 2: Lima Fase Perkembangan dan Krisis Organisasi menurut Greiner (1972)
Pada model yang ditampilkan pada Gambar 2 pun memperlihatkan bahwa setiap fase pertumbuhan organisasi pun diiringi dengan berbagai dinamik dan konflik yang terjadi dan semakin bertambah tingkatan fasenya pun tantangan yang dihadapi akan semakin sulit. Hal ini memberikan pandangan bahwa organisasi yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu pun akan mengalami tantangan yang semakin kompleks dan andaikan organisasi tidak mau melakukan perubahan, maka akan mengalami kemunduran bahkan kematian, seperti yang dijelaskan sebelumnya menurut Lester et al (2003). 

Kondisi ini pun tentu sama dengan yang dialami oleh setiap makhluk hidup, secara khusus manusia. Sejak manusia dilahirkan, bertumbuh, beraktivitas, bekerja, membangun komunitas, dan memulai peradaban di bumi ini pun pada dasarnya merupakan bagian dari usaha untuk bertahan hidup dan tantangan yang terjadi di setiap fase pertumbuhan manusia pun akan semakin kompleks dan tak menentu. Jika manusia tidak mau melakukan usaha untuk bertahan hidup, maka tentu saja akan mengalami kepunahan dan hal ini pun berlaku pada organisasi pula, sehingga diperlukannya daya upaya untuk menaklukkan kekompleksitasan kondisi yang tak menentu dan sulit diprediksi.

Kondisi Backstagedan Onstageyang Uncertainty

Ihalau (2014) menjabarkan bahwa keberadaan suatu organisasi dipengaruhi oleh kondisi backstage dan onstage. Kondisi backstagemerupakan kondisi dari internal organisasi yang memuat orang-orang (people) sebagai penggerak roda organisasi dan aktivitas-aktivitas (activities) yang dilakukan agar organisasi dapat terus bergerak. Sedangkan pada kondisi onstage merupakan kondisi dari lingkungan mikro (micro environment) yang memuat pasar (market), dan industri yang berisi para kompetitor (industry and competitor).

Lebih lanjutnya, dijabarkan bahwa lingkungan mikro pun memuat beberapa komponen penting yang memberikan pengaruh besar bagi organisasi, yaitu alam-geografi (termasuk ekologi), demografi, politik-legal, ekonomi, sosial-budaya-agama, teknologi & informasi (TI), serta regional dan global. Lebih lanjutnya, Ihalau (2014) menyatakan bahwa organisasi perlu mencapai kondisi yang fit antara kondisi backstage yang memiliki sumber daya dan pekerja yang terbatas dengan kondisi onstage yang selalu berubah dan tidak dapat diprediksi secara tepat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kondisi lingkungan merupakan hal yang sangat kompleks, sebab banyak para ahli berusaha melakukan prediksi akan masa mendatang, namun tak sedikit pula hasil analisa dengan berbagai rumus perhitungan pun meleset. Salah satu contoh yang sering didengar yaitu banyaknya usaha-usaha startup gulung tikar karena tidak dapat mengimbangi antara kemampuan yang dimiliki organisasi dengan kebutuhan pasar yang berubah tak menentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun