Mohon tunggu...
freebet
freebet Mohon Tunggu... Freelancer - www.freebet.id

Seorang yang ingin terbang keangkasa bersama bintang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Istilah Bucin (Budak Cinta)

29 Desember 2021   23:43 Diperbarui: 12 November 2023   09:12 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun 2000an masyarakat sering mengeluarkan istilah-istilah baru dalam bahasa indonesia slang (slengean), salah satunya istilah dalam kamu bahasa Indonesia slang yaitu kata Bucin. Bucin merupakan akronim atau singkatan dari budak cinta. Kata ini sering dipergunakan oleh masyarakat untuk merepresentasikan seseorang yang mengalami pengaruh besar terhadap percintaannya. 

Orang yang biasa disebut bucin adalah orang yang berubah sikap setelah mempunyai seorang pasangan. Sikap-sikap seperti antar-jemput, jarang berkumpul bersama teman lain dan lain sebagainya menjadi faktor pemicu seseorang disebut sebagai bucin. Dalam artikel ini akan menjelaskan lebih detil tentang penggunaan kata budak.

Budak dari zaman dahulu adalah seorang yang diperjual-belikan untuk bekerja. Perkerjaan yang dilakukan budak ialah bertani, mengangkat barang, hingga hal-hal yang berkaitan tentang sexualitas tanpa dibayar dan hanya diberi makan. 

Pada zaman nabi budak adalah seseorang yang dirampas kemerdekaannya untuk bekerja penuh dari pagi hingga malam dan orang-orang yang memiliki banyak harta akan banyak sekali memiliki budak. Budak pada sering sekali divisualisasikan dalam bentuk orang yang dirantai kaki, tangan dan lehernya. Tidak mempunyai baju, kulit yang kotor dan tidak layak untuk hidup.

Era Feodalisme atau kerajaan mempekerjakan budak menjadi dual job atau pekerjaan ganda. Selain menjadi pekerja, dalam perang salib budak diturunkan menjadi prajurit dadakan untuk membakar desa dan mengacau dalam peperangan sebelum prajurit lainnya turun. Sedangkan di zaman kerajaan Nusantara, budak adalah kasta terendah dalam kehidupan dan yang paling tinggi adalah bangsawan.

Oleh karena itu, bergulirnya kata budak dari zaman ke zaman merupakan arti dari seseorang dengan kasta terendah yang dirampas kemerdekaannya untuk melakukan sesuatu dalam pengaruh sesuatu yang diperintahkan seseorang atau sekelompok orang.

 Kata-kata ini di Indonesia terlahir memuai dan berkembang biak dalam penggunaannya, seperti budak korporat, budak sexs, dan yang paling terkini adalah budak cinta. Jika ditinjau dari sejarah panjang kata itu lahir kata budak masuk dalam kategori kata kasar dalam bahasa Indonesia. 

Penghalusan kata budak di Bahasa Indonesia adalah kata pesuruh atau pembantu. Namun kata pesuruh dan pembantu terkadang masih membuat sensitivitas yang tinggi sehingga harus diperhalus dan diubah menjadi kata asing yaitu assistant (asisten).

 Kurangnya literasi di kalangan milenialis, membuat pemahaman terhadap kata-kata yang kasar menjadi minim esensi dan berlaku dikehidupan sehari-hari, sehingga membuat seseorang yang mengerti kata tersebut menjadi tersinggung. 

Hal ini dapat terlihat dari contoh kata anjing. Anjing adalah seekor binatang sedangkan milenialis merubah makna kata anjing menjadi panggilan keakraban. Hal ini menjadi kebiasaan buruk di kehidupan sehari-hari. 

Kebiasaan ini menyebabkan penilaian terhadap salah satu norma menjadi turun, karena norma kesantunan suatu bangsa dilihat dari seberapa besar peradaban mengenai bahasa bangsa tersebut. Oleh karena itu, menurunnya nilai tatanan bahasa Indonesia dapat mempengaruhi tingkat penilaian suatu bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun