Jika tidak dipikirkan baik-baik, Generasi Z Indonesia berisiko jatuh ke dalam perangkap yang sama seperti rekan-rekan milenial mereka di negara lain.Â
Mengambil hutang besar selama 20 atau bahkan 30 tahun dalam iklim ekonomi yang bergejolak, dengan disrupsi teknologi yang membayangi serta resiko kerja yang tidak pasti, adalah pertaruhan dengan konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana sosial, entah itu kriminalitas atau kasus menurunnya kesehatan mental.Â
Beban KPR yang besar dan lama dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional, membatasi peluang untuk berwirausaha, berpindah, atau melanjutkan pendidikan. Ujung-ujungnya kesejahteraan menurun, sehingga Indonesia berpotensi melewatkan impiannya, Indonesia Emas 2045.
Lantas bagaimana solusi untuk saat ini dan mungkin akan berjangka panjang, sebelum pemerintah cawe-cawe terhadap isu ini?Â
Alih-alih menyerah pada tekanan sosial dan perasaan FOMO, Generasi Z harus mempertimbangkan aspek baik dari menyewa. Menyewa apartemen, kos, atau mengontrak rumah menawarkan fleksibilitas, memungkinkan kaum muda untuk beradaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang karier tanpa terikat pada lokasi tertentu.Â
Ini juga membebaskan modal yang dapat diinvestasikan dalam pendidikan, pengembangan keterampilan, atau kewirausahaan, sehingga membuka jalan bagi keamanan serta kesehatan finansial jangka panjang.
Generasi Z berhak punya masa depan berkelanjutan. Berinvestasilah dalam berbagai pendidikan dan keterampilan yang meningkatkan kemampuan kerja di tengah pasar kerja yang berubah dengan cepat. Rangkul semangat inovasi dan jelajahi peluang kewirausahaan untuk menciptakan jalan menuju kemandirian finansial.Â
Dengan menolak tuntutan untuk memiliki rumah pribadi, Generasi Z secara kolektif dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.Â
Dengan memilih untuk menyewa dan berinvestasi dalam pengembangan pribadi dan profesional mereka sendiri, mereka dapat membebaskan diri, hingga akhirnya dapat memutuskan di mana tempat tinggal yang terbaik. Rumah, pada akhirnya, adalah tempat tinggal, bukan instrumen investasi yang hanya akan merugikan masyarakat lapisan bawah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H