Para sukarelawan harus melewati malam Tahun Baru Imlek di lokasi pertandingan, jauh dari reuni dengan keluarganya yang seharusnya dilakukan menurut tradisi masyarakat Tiongkok.
Meskipun demikian, seorang atlet memberikan rasa empati sekaligus rasa hangat kepada mereka.
"Maaf, Anda tidak bisa merayakan Tahun Baru Imlek ini bersama keluargamu, tapi saya yakin mereka merasa bangga terhadap Anda," kata seorang pemain hoki es kepada Jia Yi.
Mengingat akan momen tersebut, Jiayi merasa bahwa rasa empati telah melintasi identitas kewarganegaraan, mendekatkan hati mereka.
Selain bekerja di venue pertandingan, para sukarelawan juga bekerja di Pusat Panggilan Multibahasa di dalam kampus BFSU. Pusat ini menyediakan layanan terjemahan dalam 21 bahasa untuk Olimpiade Musim Dingin untuk membantu kelancaran komunikasi".
Bagi para sukarelawan, Olimpiade Musim Dingin ini bukan hanya kesempatan bagi mereka untuk bekerja saja, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan pribadi.
Setiap sukarelawan merasa bahwa meskipun baru satu bulan saja bergabung, sudah terasa peningkatan keterampilan yang nantinya akan berguna di lingkungan kerja.
Mereka juga menganggap bahwa setiap anggota delegasi yang dilayani adalah guru dan teman terbaik selama Olimpiade Musim Dingin berlangsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H