Desa Yangbulake, Kabupaten Huocheng, Yining, Xinjiang dalam sejarahnya memiliki atmosfer budaya tradisional suku Uighur yang kental. Selama tiga tahun terakhir desa ini ditransformasi menjadi desa wisata adat oleh pemuda yang kembali ke desanya setelah menempuh pendidikan universitas di kota.
Dengan penuh semangat, lelaki Uighur bernama Wuerkaixi menjelaskan bagaimana mengembangkan industri pariwisata yang berfokus pada tradisi dan budaya suku Uighur. Desa Yangbulake tidak hanya merupakan pemukiman suku Uighur, namun juga pantas untuk ditonjolkan karakteristiknya serta dipromosikan pada masyarakat luas.
Gaya arsitektur Desa Yangbulake masih sepenuhnya mempertahankan fitur tradisional, diwariskan, serta dikembangkan dengan baik. Setiap rumah di desa ini dengan hangat menyambut pengunjung. Mereka selalu berpikir bahwa orang yang datang mengunjunginya datang dari jauh sehingga layak untuk disambut dan dijamu dengan baik.
Di rumah penduduk lokal ini, pengunjung dimanjakan dengan atmosfer suku Uighur mulai dari pakaian tradisional, arsitektur rumah serta perabotannya, kerajinan tangan, tarian, nyanyian, dan kulinernya.
Roti naan, sate kambing, teh susu, buah-buahan kering, roti isi kambing, yogurt, dan makanan khas suku Uighur lainnya tentu tak boleh terlewatkan untuk disantap. Kuliner Xinjiang merupakan salah satu kuliner yang populer di Tiongkok. Di kota manapun di Tiongkok anda dapat menjumpai restoran Xinjiang.
Rumah-rumah di desa wisata Yangbulake juga dikembangkan sebagai homestay, sehingga semakin memperkaya industri budaya. Setiap rumah dapat menampung 6 orang untuk menginap. Desa Yangbulake sepenuhnya memanfaatkan keunggulan geografis serta budaya untuk mengembangkan pariwisata sekaligus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Desa Yangbulake memanfaatkan sepenuhnya keunggulan geografisnya, mengembangkan pariwisata yang khas, memperluas jangkauan di bidang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.