Pada rapat terbatas tahun 2015 presiden RI Joko Widodo menetapkan industri pariwisata sebagai leading sector karena telah berupaya memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia. Sampai pada tahun 2017 Pariwisata Indonesia berkontribusi 10% terhadap PDB nasional, nominal tertinggi di ASEAN. PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% hingga 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri pertanian, manufaktur otomotif dan pertambangan.Â
Sektor pariwisata menduduki peringkat ke-4 penghasil devisa nasional, sebesar 9,3% dibandingkan dengan industri lain. Sepuluh besar perolehan devisa menurut lapangan usaha Indonesia adalah migas, batu bara, CPO, pariwisata, karet olahan, pakaian jadi, alat listrik, bahan kimia, kertas, tekstil, kayu olahan, perhiasan. Sektor industri pariwisata meningkat dari nomor 4 pada tahun 2013 -2015 menjadi nomor 2 di tahun 2016 dengan nilai US$ 13.568.
Pertumbuhan pendapatan devisa pariwisata tertinggi dibandingkan dengan industri minyak bumi gas alam, batubara, dan kelapa sawit yang memiliki pertumbuhan negatif. Adapun biaya pemasaran yang dibutuhkan hanya 2% dari devisa yang dihasilkan. Pariwisata Indonesia menyumbang 9,8 juta pekerjaan, atau 8,4% secara nasional dan peringkat keempat di semua sektor industri.Â
Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh sebesar 30% dalam waktu 5 tahun. Penciptaan lapangan kerja pariwisata terendah adalah dengan US $ 5.000/satu pekerjaan, dibandingkan dengan rata-rata industri lebih dari $ 100.000 / satu pekerjaan.Â
Kesempatan kerja di bidang pariwisata dapat lebih ditingkatkan apabila sektor pendidikan yang menghasilkan SDM terkait pariwisata juga dapat dimajukan. Oleh karena itu kesempatan kerja di bidang pariwisata akan terbuka lebar, dan akhirnya akan mengurangi tingkat kemiskinan.
Pada tahun 2017 BPS mencatat sebanyak 14,4 juta wisatawan asing berpariwisata ke Indonesia. Jumlah tersebut tidak melampaui target yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebanyak 15 juta wisatawan pada tahun 2017. Penyebab utama target yang tidak terpenuhi adalah terjadinya erupsi Gunung Agung di Bali. Bencana alam ini memberikan dampak yang cukup signifikan mengingat Bali masih menjadi destinasi utama untuk pariwisata Indonesia.Â
Dilihat dari negara penyumbang wiasatawan terbanyak, Tiongkok menempati peringkat pertama yang menyumbang jumlah turis sebanyak 1,9 juta pengunjung. Selain Tiongkok, Singapura (1,4 juta), Malaysia (1,1 juta), Australia (1,1 juta), dan Jepang (493 ribu) adalah negara lima besar penyumbang jumlah wisatawan terbanyak di Indonesia.
Kementerian pariwisata pada tahun 2017 mempunyai anggaran sebesar 3,823 triliun rupiah dan terealisasi 89,65%, yaitu sebesar 3,198 triliun rupiah. Dari capaian kerja tahun 2017 pada indikator kinerja utama menunjukkan hampir semua realisasi lebih besar dari target.
Pada tahun 2019, Indonesia menargetkan akan menempati peringkat 30 dunia. Saat ini di tingkat ASEAN, Indonesia menempati peringkat 4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Unsur-unsur penilaian daya saing pariwisata tersebut antara lain tentang lingkungan bisnis, keamanan, kebersihan dan kesehatan, SDM, kesiapan ICT (Information and Communication Technology), daya saing harga, infrastruktur bandara, infrastruktur pelayanan, sumber daya alam, dan sumber daya budaya
Salah satu ikon pemasaran pariwisata Indonesia di dunia internasional adalah Wonderful Indonesia. Branding Wonderful Indonesia sampai dengan Oktober 2017 telah mendapat 21 penghargaan di 10 negara.Â
Dari Word Economic Forum (WEF) tahun 2017 menunjukkan bahwa performansi wonderful Indonesia di negara negara Asia menempati ranking 47. Penilaian ranking tersebut ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu: digital demand (D2), promosi pariwisata, dan jumlah total pencarian online dari wisatawan mancanegara.
Salah satu cara promosi Wonderful Indonesia adalah dengan penayangan di media ruang. Seperti di beberapa trem di Melbourne, Australia, Metro atau Subway di Singapura, poster di stasiun-stasiun di Amsterdam, Belanda. Tempat umum di Tokyo, Jepang, di bus di Paris, Perancis dan di London, Inggris, di layar besar di Times Square New York, USA.Â
Di layar-layar besar di kota Beijing dan Shanghai, dan kota-kota lainnya. Dengan teknik pemasaran tersebut maka wisatawan asing yang datang ke Indonesia dapat semakin bertambah.
Dalam hal investasi, Indonesia terus berusaha menarik para investor luar negeri maupun dalam negeri dan mempermudah prosedur investasi. Realisasi investasi pariwisata meliputi realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Rincian realisasi tiga besar pada Penanaman Modal Asing (PMA) 2017 berdasarkan jenis usaha antara lain hotel berbintang, akomodasi, restoran dan penyedia makanan lainnya. Tiga besar tujuan investasi berdasarkan daerah tujuan antara lain: Bali, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. Berdasarkan asal negaranya, Singapura menempati peringkat pertama disusul oleh Tiongkok dan Korea Selatan sebagai tiga besar inverstor asing.
Pemerintah Indonesia menargetkan pariwisata Indonesia yang terus meningkat pada tahun 2019, antara lain: kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB sebesar 15%; kontribusi sektor pariwisata menjadi Rp 275 triliun; kontribusi sektor pariwisata terhadap jumlah karyawan berjumlah 13 juta orang, dan jumlah kunjungan wisatawan asing menjadi sebanyak 20 juta kunjungan.
Berdasarkan peningkatan terkait jumlah wisatawan, penerimaan devisa, jumlah destinasi, jumlah investasi, SDM bidang pariwisata, dan TTCI dari tahun-tahun sebelumnya maka pariwisata Indonesia memang layak untuk terus didukung oleh semua pihak, agar sadar bahwa industri pariwisata Indonesia memang dapat menghasilkan keuntungan dan kemakmuran.
sumber [1]  [2] [3] [4] [5]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H