Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Dosen Bahasa Indonesia di Beijing

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Metode Pembelajaran Bahasa yang Menyenangkan dengan "Nge-vlog"

1 Januari 2018   20:33 Diperbarui: 2 Januari 2018   08:03 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Telah banyak metode pembelajaran ataupun pengajaran bahasa yang dapat dipraktikkan. Dari metode konvensional sampai mutakhir juga telah banyak dibahas serta diteliti di lingkungan akademik. Boleh dikatakan bahwa metode memang menentukan kualitas pembelajaran dan pengajaran. 

Faktanya, kita melihat metode tersebut efektif dan tidaknya lewat hasil daripada seseorang yang dapat menguasai suatu tingkatan tertentu dalam berbahasa. Metode konvensional mungkin semakin lama akan semakin tergusur dengan metode yang lebih inovatif karena pembelajar merupakan generasi milenial atau bahkan generasi Z. 

Generasi ini berada pada masa kemudahan digital, sehingga tidak mengherankan kalau seseorang dapat berbicara bahasa asing hanya melaui pembelajaran online atau dengan aplikasi di gawai mereka. 

Seseorang dapat berbahasa Inggris karena terbiasa mendengarkan melihat film, menonton video di youtube, bermain game, melihat meme, dan lain-lain.

Salah satu metode yang penulis praktikan untuk mengajar bahasa adalah dengan melakukan penampilan yang direkam dalam video pendek. Secara sederhana pembelajar membuat vlog dengan tema atau topik yang bermacam-macam. 

Tentu saja tema ataupun topik disesuaikan dengan tingkatan berbahasa pembelajar. Vlog yang diartikan sebagai video-blog tentu telah populer sejak lama. 

Vlog berisikan video dokumentasi tentang kehidupan sehari-hari, hobi, travel, opini, dan masih konten yang lainnya. Membuat vlog dimulai dengan perencanaan karena perencanaan inilah yang akan menentukan hasil. Sebenarnya, vlog sebagai metode pembelajaran tidak setarus persen berfokus pada hasil, melainkan proses yang lebih penting.

Di dalam proses pembuatan vlog pembelajar menyusun pembicaraan yang harus sesuai pengucapan serta tata bahasa yang baik dan benar. Selanjutnya dalam proses perekaman, pembelajar akan berbicara tanpa membaca teks. 

Melalui proses ini pembelajar tidak ada pilihan lain kecuali harus menghafal teks. Selain itu, pembelajar juga diharapkan tidak bersikap kaku di depan kamera karena mereka juga diharuskan untuk berperan secara alami. 

Oleh karena itu, ada empat keunggulan dalam proses pembelajaran ini, yaitu mempersiapkan teks, berbicara sesuai dengan pengucapan yang benar, menghafal teks, dan berperilaku alami sebagai seorang penutur asli bahasa target.

Penulis mencoba mempraktikkan metode ini kepada mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia dari tingkat pemula dan semenjana. Tema yang digunakan pun cukup beragam. Karena tema belajar bahasa yang terlampau banyak, maka pengajar dan pembelajardapat menentukan sendiri sesuai dengan buku ajar ataupun hal-hal menarik sesuai lingkungan. Beberapa vlog terkait pembelajaran bahasa dapat disaksikan sebagai berikut.

                                                                                                                       vlog tentang kisah romantis mahasiswa

                                                                                                          vlog tentang memperkenalkan obyek pariwisata

                                                                                                                           vlog tentang cara memasak

                                                                                                                           vlog tentang lingkungan kampus

Dengan metode vlog maka pembelajar akan mendapatkan hasil belajar bahasa yang maksimal. Pembelajar tidak hanya belajar mempersiapkan teks serta membenahi tata bahasanya, namun pembelajar juga berlatih berbicara secara berulang-ulang karena harus menyesuaikan sikap alami penutur asli. 

Meskipun metode ini terkesan menarik tetapi metode ini juga pasti mempunyai banyak kekurangan bila dibandingan dengan metode yang telah teruji bertahun-tahun dan dipraktikan secara umum di manapun dan dalam bahasa apapun. 

Selain itu, dalam metode vlog juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit, mengingat proses perencanaan dan pengambilan video yang memakan waktu cukup lama. Namun dengan proses inilah pembelajar asing memiliki pengalaman yang mengasyikkan dalam belajar bahasa selain daripada di ruang kelas.

Di sini penulis hanya berbagi tentang apa yang telah dipraktikkan meskipun penulis sendiri tidak 100 persen menggunakan metode vlog dalam proses pengajaran bahasa. Metode vlog hanya salah satu cara agar pembelajaran lebih menarik. 

Metode ini setidaknya memiliki sedikit manfaat untuk peningkatan kemampuan berbahasa seseorang. Selain itu, diharapkan pembelajar juga menjadi lebih kreatif karena mereka diberi kebebasan untuk berekspresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun