Selain itu, mereka pun juga seringkali membandingkan kemampuan atlet dalam negeri dan luar negeri pada berbagai kompetisi olahraga. 2 % responden beranggapan orang asing adalah orang kaya. Â Persentase ini sangat menarik karena hampir keseluruhan responden tidak beranggapan bahwa orang asing yang datang adalah orang yang beruang.Â
Hasil ini juga sangat masuk akal karena memang banyak ekspatriat sengaja mencari pekerjaan. Adapun informasi lisan dari orang lokal yang penulis dapat adalah orang asing datang karena mereka tidak mampu mendapat pekerjaan di negara asal, sehingga mereka datang ke Tiongkok untuk bekerja, misalnya sebagai guru bahasa Inggris.Â
Argumen penulis dapat diperkuat dengan pertanyaan yang sering ditanyakan orang lokal kepada orang asing, yaitu apakah kamu bekerja sebagai guru di sini ?. Sebanyak 2% responden berpendapat bahwa orang asing berkarakter atau bersifat romantis. Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan percintaan antara remaja lokal dan asing sangat umum terjadi.
Terkait perkembangan ekonomi dalam negeri, 25 % responden setuju dengan sebagaian percepatan ekonomi di negaranya adalah karena orang asing di negaranya. Sebaliknya, sebanyak 20% tidak setuju, dan sisa responden ragu-ragu atau sama sekali tidak tahu.
Hasil menarik berikutnya adalah sebanyak 87% responden menganggap tujuan orang asing datang ke negaranya adalah untuk belajar atau sebagai mahasiswa asing. Hanya 8% berpendapat bahwa orang asing di negaranya sebagai pekerja. Hasil ini tentunya sangat bertolak belakang dengan fakta jumlah pekerja yang lebih banyak daripada pelajar.
 Namun mengingat responden dalam survei ini adalah remaja, maka sangat masuk akal mereka berteman dengan para pelajar asing. Terkait kepribadian dan tingkah laku orang asing di mata orang Tiongkok adalah 65% menyatakan orang asing berkelakuan sopan, tetapi 10% di antara responden tidak setuju.Â
Berhubungan dengan aspek perilaku, apa saja yang tidak disukai remaja tentang orang asing. 20% berpendapat mereka arogan dan sombong, 27% beranggapan mereka playboy, dan 10% berpendapat mereka mempengaruhi gaya hidup sehingga merusak tatanan lokal seperti adat serta kebiasaan.Â
Sebagian besar ekspatriat memang berpenghasilan di atas orang lokal pada umumnya, sehingga mereka seringkali bertindak arogan dan dinilai oleh orang lokal kurang memiliki tata krama ketimuran. Selain itu, terkait penilaian playboy memang dapat dilihat di lapangan, yaitu tidak sedikit orang asing mempermainkan orang lokal dengan memacarinya.
Hal tersebut tentu dengan berbagai alasan yang disengaja. Namun terkait alasan-alasan tersebut penulis tidak dapat menjabarkan secara detail di sini.
Berhubungan dengan kesempatan bekerja, para remaja milenial Tiongkok sepertinya tidak terlalu khawatir bahwa pekerjaan mereka akan ditempati oleh asing. Sebanyak 42% responden tidak setuju bahwa orang asing dapat mengambil alih pekerjaan mereka. Namun 20% responden khawatir dan setuju bahwa orang asing akan menempati pekerjaan mereka sehingga berakibat kurangnya kesempatan bekerja.Â