Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Dosen Bahasa Indonesia di Beijing

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sehari di Negara Super Tertutup, Korea Utara!

23 Juni 2017   12:32 Diperbarui: 9 Desember 2018   10:07 9906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar Korea Utara dengan segala citra yang diberitakan di media tentu yang terdengar adalah konflik di semenanjung Korea yang  akhir-akhir ini masih panas. 

Berulang kali PBB bersama negara-negara barat serta RRT memperingatkan Korut terkait uji coba senjata rudal yang semakin lama semakin intensif dan mengalami kemajuan. Walaupun telah banyak sanksi dan embargo yang diterapkan kepada Korut, namun negara berideologi Junche (percaya pada kemampuan sendiri) itu agaknya tetap ngeyel dan meneruskan segala uji coba persenjataan nuklir. Tidak jarang juga pemimpin Korut, Kim Jong Un sering menggertak dan mengancam negara-negara yang dianggap musuhnya dengan pencapaian terbaru teknologi rudalnya. 

Selain citra negara dengan serangkaian uji coba nuklirnya, juga tidak jarang kita mendengar bahwa KOR-UT dengan pemerintahan diktator totaliter tersebut sangat tertutup dengan dunia luar. Sangat tidak mudah untuk mendapatkan informasi tentang Korut. Beberapa informasi yang terdengar adalah bahwa Korut memiliki aturan-aturan yang sangat ketat bagi warganya. Mereka tidak memiliki kebebasan individu seperti warga negara dengan pemerintahan demokrasi pada umumnya.

Salah satu sudut jalan di Korea Utara
Salah satu sudut jalan di Korea Utara
Selain itu, untuk orang asing yang ingin berkunjung ke Korut pun juga masih cukup sulit. Berita terbaru mengabarkan bahwa seorang pria Amerika Serikat ditangkap setelah mencuri poster di hotel sewaktu berkunjung ke Korea Utara. Nasib tragis dialaminya setelah penangkapan dengan penyiksaan hingga koma. Beberapa hari setelah dilepaskan dengan alasan kemanusiaan, pria berumur 22 tahun tersebut akhirnya meninggal. Berkunjung ataupun berpariwisata ke Korut memang dianggap tidak mudah untuk dilakukan mengingat risiko yang akan dialami sewaktu-waktu ketika kita melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka banyak orang mengurungkan niatnya mengunjungi negara super tertutup tersebut.

Pada kenyatannya tidak sedikit orang asing yang telah berhasil mengunjungi Korea Utara. Korea Utara bekerja sama dengan banyak agen pariwisata menawarkan beberapa paket pariwisata, termasuk beberapa kegiatan yang bisa diikuti oleh turis asing. Banyak website pariwisata ke Korut di internet. Mereka menawarkan paket-paket pariwisata yang bervatiarif. 

Salah satu kegiatan yang penulis ikuti adalah berkunjung selama satu hari ke Korea Utara. Penulis mendaftar paket pariwsata tersebut kepada salah satu agen di Dandong, Timur Laut Tiongkok. Dandong merupakan kota yang terletak di perbatasan antara Tiongkok dan Korea Utara. Kedua negara tersebut dibatasi oleh sungai Yalu dengan jembatan pengubung untuk lalu lintas keluar masuk.

Untuk orang Tiongkok tentu tidak ada kesulitan untuk mengunjungi Korut karena tidak perlu visa khusus, melainkan hanya surat izin berkunjung sementara. Informasi menarik yang penulis terima adalah ketika agen tersebut menerima orang asing untuk bergabung. Kita bisa memilih paket-paket yang diberikan agen perjalanan tersebut, yaitu mulai dari satu hari sampai empat hari berpariwisata. 

Untuk orang asing tentu saja biayanya jauh lebih mahal daripada orang Tiongkok. Keadaan seperti ini memang sudah jamak terjadi di Tiongkok selama penulis alami 2 tahun terakhir ini. Penulis mencoba mendaftar paket satu hari berkunjung ke Korut. Mereka meminta beberapa dokumen yang dipersiapkan dua hari sebelumnya untuk mengurus izin berkunjung sementara.

Setelah mendaftar penulis berangkat dari Beijing ke Dandong dengan kereta cepat. Perjalanan dengan kereta cepat dapat ditempuh sekitar 6 jam, sedangkan dengan kereta biasa adalah selama 22 jam. Setelah sampai di Dandong penulis begabung dengan kelompok tur di kantor imigrasi perbatasan untuk diperiksa segala perizinannya. 

Jalan masuk ke Korea Utara melewati jembatan perbatasan di Dandong, Timur Laut Tiongkok.
Jalan masuk ke Korea Utara melewati jembatan perbatasan di Dandong, Timur Laut Tiongkok.
Setelah semua beres maka bus dari Korut datang menjemput. Kami naik bus melintasi jembatan perbatasan yang panjangnya sekitar satu kilometer. Setelah melintasi jembatan kami diperiksa lagi oleh imigrasi perbatasan di Korut. Beberapa barang yang harus ditinggal selama berkunjung adalah telepon genggam, barang-barang elektronik lain,terutama yang memiliki GPS. Kita tentu boleh membawa kamera digital untuk dibawa masuk. Kita dipersilakan untuk memotret apabila diizinkan oleh pemandu wisata. Apabila pemandu wisata tidak mengizinkan memotret maka kita tidak diperkenankan memotret. 

Setelah melewati tahap pemeriksaan, maka kita mulai perjalanan dengan dipandu oleh pemandu lokal. Pemandu wisata dapat berkomunikasi dengan bahasa Mandarin dan Inggris dengan sangat baik. Pemandu wisata tersebut telah belajar bahasa Inggris dan Mandarin selama 6 tahun di Unviersitas Pyongyang. Pemandu menjelaskan tentang keadaan di Korea Utara secara umum,mulai dari bentuk rumah, kegiatan warga, sampai hasil-hasil pertanian. 

Perumahan di Korea Utara kebanyakan berbentuk apartemen yang tidak terlalu tinggi. Rata-rata 5 lantai sampai 15 lantai. Di sepanjang jalan tidak ada iklan yang terpasang. Poster-poster yang terpasang adalah tentang propaganda pembangunan dan kepatriotan serdadu-serdadu dalam memperjuangkan negara.  

Orang-orang Korea Utara tidak banyak yang menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, melainkan hanya bersepeda ataupun jalan kaki. Pakaian yang mereka kenakan pun sangat formal bahkan untuk beraktivitas di setiap harinya, yaitu kemeja dan celana panjang kain. Para pekerja mengenakan pin bergambar presiden ataupun bendera negara di kemeja mereka. Para pekerja di tempat-tempat pariwisata kebanyakan mengenakan pakaian tradisional Korea, termasuk di restoran dan toko suvenir. 

Pemandu wisata sedang menjelaskan tentang pembuatan kosmetik di Korea Utara
Pemandu wisata sedang menjelaskan tentang pembuatan kosmetik di Korea Utara
Dengan bahasa Mandarin yang fasih, pemandu menceritakan bahwa pemerintah Korut memberikan 3 hal secara cuma-cuma kepada rakyatnya, yaitu pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Namun pemberian itu tentu disesuaikan dengan profesinya. Seorang guru mendapatkan fasilitas yang lebih baik daripada pekerja biasa. Informasi tersebut hanya disampaikan oleh pemandu wisata. Oleh karena itu, kebenaran tentang informasi ini juga belum bisa dipastikan.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah patung perunggu pemimpin pertama dan kedua, yaitu Kim Il Sung dan Kim Jong Il. Kita diminta untuk mengambil bunga meletakkannya di bawah patung tersebut dengan diiringi alunan irama mengeningkan cipta. Di patung tersebut kita tidak diperkenankan untuk berfoto sendiri, melainkan harus dengan kamera yang dibawa pemandu. 

Penulis di depan patung perunggu Kim Il Sung dan Kim Jong Il
Penulis di depan patung perunggu Kim Il Sung dan Kim Jong Il
Setelah antri untuk berfoto di depan patung, penulis melanjutkan perjalanan ke salah satu pabrik kosmetik di Korea Utara. Baik Korea Selatan maupun Korea Utara, mereka memiliki kehebatan dalam meracik kosmetik. Produk-produk kosmetik yang dihasilkan Korea Utara pun terlihat sangat modern dari pengemasannya. Kita pun juga dipersilakan untuk membeli produk-produk kosmetik tersebut.

Setelah berkunjung ke pabrik kosmetik kita melanjutkan perjalanan ke salah satu taman kanak-kanak. Kita mengunjungi TK tersebut dan melihat pengajaran dan pembelajaran yang sedang dilakukan. Kita melihat dari kelas per kelas bagaimana guru-guru mengajar berbagai  pelajaran. Salah satu yang saya lihat adalah kelas memainkan alat musik piano. Setelah mengunjungi beberapa kelas kita juga melihat pertunjukkan anak-anak bernyanyi dan bermain musik di aula pertunjukkan. 

Selain murid-murid, guru juga terlibat bergabung memainkan alat musik bersama. Setelah mengunjungi TK, kami melanjutkan ke tempat kunjungan berikutnya, yaitu museum nasional. Di museum nasional dijelaskan tentang sejarah Korea Utara, terutama peran pemimpin dalam perjuangan mendirikan negara pada saat itu. Setelah berkunjung ke museum nasional kita berkunjung ke museum sejarah. Di museum sejarah dijelaskan tentang sejarah Korea Utara dari masa prasejarah hingga masa dinasti atau kerajaan. 

Pemandu wisata menjelaskan tentang sejarah nasional Korea Utara
Pemandu wisata menjelaskan tentang sejarah nasional Korea Utara
Lukisan Pemimpin Korea Utara Bersama Para Tentara
Lukisan Pemimpin Korea Utara Bersama Para Tentara
Salah satu tugu peringatan di Korea Utara
Salah satu tugu peringatan di Korea Utara
Kunjungan terakhir adalah ke restoran, makan bersama sambil menyaksikan pertunjukan berupa nyanyian-nyanyian, termasuk nyanyian perjuangan dan nyanyian yang mereka anggap paling populer, yaitu Arirang. Makanan yang disuguhkan tidak berbeda dengan makanan di Korea Selatan. Tentu saja, baik orang Korut maupun Korsel merupakan suku yang sama. 

Oleh karena itu, kita juga mendapatkan makanan seperti Kim Chi dan Leng Mian (semacam mi). Setelah makan bersama dan menyaksikan pertunjukkan maka kita menuju ke toko oleh-oleh untuk membeli makanan khas dan suvenir Korea Utara. Produk makanan mereka kebanyakan adalah makanan kecil seperti kue, permen, coklat, serta minuman soda, bir, dan arak. Selain itu juga ada hasil unggulan Korea, yaitu gingseng. 

Perjalanan diakhiri dengan pengecekan di imgrasi perbatasan. Petugas akan mengambil kamera-kamera kami untuk diperiksa. Mereka berhak menghapus foto-foto yang dianggap tidak diperkenankan untuk diambil. Tidak ada alasan yang tepat untuk dijelaskan foto yang seperti apa yang tidak boleh diambil. Setahu penulis adalah foto dengan pose yang menirukan gaya pemimpin Korut. Namun alasan ini juga tidak begitu jelas.

Selama berkunjung ke Korut, penulis sering berkomunkasi dengan pemandu wisata karena hanya dengan bahasa Inggris ataupun Mandarin dapat berkomunikasi. Mereka mengatakan bahwa pariwisata di Korut akan dikembangkan dan semakin terbuka untuk orang asing. Tentu saja keterbukaan tersebut masih disertai dengan banyak larangan dan keterbatasan yang harus dipatuhi semua tamu yang berkunjung demi kelancaran. 

Tidak jarang peringatan untuk tidak memotret ataupun tidak berjalan sendiri melainkan tetap bersama rombongan. Selain itu, pemandu wisata juga seringkali menanyakan tentang seperti apa negara Indonesia. Mereka hanya tahu Indonesia adalah negara kepulauan. Dengan rasa ingin tahu itulah diharapkan tamu-tamu asing dapat memberikan pengetahuan kepada mereka. 

Mengunjungi salah satu TK di Korea Utara
Mengunjungi salah satu TK di Korea Utara
Melihat murid TK belajar piano di Korea Utara
Melihat murid TK belajar piano di Korea Utara
Perempuan Korea Utara dengan pakaian tradisional
Perempuan Korea Utara dengan pakaian tradisional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun