Mohon tunggu...
GUS EKO
GUS EKO Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas berbagai kebijakan publik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat kebijakan publik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nadin Bergelantungan di SUTET Curug, Pelajaran bagi Semua

18 April 2020   14:10 Diperbarui: 18 April 2020   14:13 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak perlu menunggu lama mencari siapa yang benar dan salah. PT Perusahan Listrik Negara (PLN) langsung meminta maaf atas insiden seorang bocah bergelayutan di kabel Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi ( SUTET) di Kabupaten Tangerang.

Atas kejadian yang berlangsung Kamis, 16 April 2020 itu, Manager PLN Unit Pelayanan Pusat (UPP JISJ 2) Rizki Aftarianto meminta maaf dan berjanji akan melakukan pengawasan pada setiap tahap pelaksanaan proyek di dengan lebih baik lagi.

"Ke depannya kami akan berusaha keras agar hal serupa tidak terjadi lagi, terutama agar pelaksana pekerjaan bekerja lebih baik dalam pengawasan," kata Rizki.

Rizki juga meminta kepada anggota masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak, untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak berada di lokasi proyek.

"Khususnya orang tua yang memiliki anak kecil yang berada di lokasi proyek menjaga agar anak-anak tidak menyentuh maupun bermain dengan material pekerjaan," ujarnya.

Gimana sih ceritanya?

Jadi, Kamis lalu, 16 April 2020, sebuah video viral di media sosial menampilkan kejadian seorang anak bergelayut di kabel SUTET setinggi 15 meter di Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.

Video rekaman itu memperlihatkan seorang anak bergelayutan setelah ikut terangkat bersama kabel SUTET yang sedang dipasang.

Kepala Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Kosrudin mengisahkan, kejadian bermula saat bocah yang diketahui bernama Nadin bermain di area proyek pemasangan kabel SUTET.

"Dia (Nadin) sama sekali tidak tahu kalau kabel itu mau ditarik. Anaknya bergelantungan pada saat kabel masih rendah," papar Kosrudin. Namun, beberapa saat kemudian kabel tersebut ditarik semakin tinggi. Nadin tidak berani melepas genggamannya karena sudah terangkat terlampau tinggi.

Sementara, petugas PLN dari kejauhan, diduga terus menarik kabel SUTET hingga ketinggian sekitar 15 meter. Terlihat dalam video amatir yang direkam oleh warga, tubuh Nadin yang masih bergelantungan dan tanpa sengaja ikut tertarik atau terseret hingga ketinggian kabel sutet tersebut sampai maksimal.

"Jangan loncat! Jangan dilepas ya! Ayo kasur mana kasur, tangkep!" teriak beberapa warga yang terus mengikuti kemana Nadin bergelantung.

Warga yang melihat kejadian itu segera mengantisipasi dengan membawa matras dan menangkap Nadin dari ketinggian.

Sumber: Tribunnnews
Sumber: Tribunnnews

Di bawah kabel, warga sudah siaga di bawah lengkap dengan matras, menyuruh Nadin untuk melepaskan genggamannya. Beruntung salah seorang penjual kopi, berhasil menangkapnya.

"Terjun bebas, ditangkap warga. Tapi anaknya masih sadar, mungkin ada cidera ringan. Makanya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dicek semuanya,"  kata Kosrudin.

Beberapa pelajaran moral kita tarik dari peristiwa ini.

Awasi anak-anak dari material berbahaya yang bisa membuatnya berada dalam masalah saat bermain. Ingat juga kisah anak yang kehabisan napas karena terjebak, terkunci, saat bermain pada mobil bekas dan tak seorang pun bisa menemukannya saat ia berteriak-teriak kesulitan?

Value kedua, tentu kegotongroyongan dan solidaritas warga menyelamatkan nyawa si Nadin.

Berikutnya, pelajaran dari sang pemilik proyek. Lebih hati-hati, tapi juga minta maaf dan bertanggung jawab saat masalah telah terjadi.

Stay safe, semuanya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun