Mohon tunggu...
Pudjo Sedijono
Pudjo Sedijono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Masa kecil hidup dibantaran sungai Brantas, pernah sekolah TK,SD didesa tepatnya Ds.Losari Ploso Jombang,Melanjutkan sekolah SMEP,SMEA di Kota Jombang. Merantau ke Kota Malang terdampar sampai sekarang tepatnya di Jl.Sanan 67 Malang. Diusia yang semakin larut, melanjutkan cita-cita kuliah S1 dan alhamdulilah selesai tahun 2010 memperoleh gelar Sarjana Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

GANG DOLLY,SEBUAH DISKURSUS.

7 Mei 2014   03:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:47 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dolly atau Gang Dolly adalah nama sebuah kawasan lokalisasi pelacuran yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur "dipajang" di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase.Konon lokalisasi ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Bahkan pernah terjadi kontroversi untuk memasukkan Gang Dolly sebagai salah satu daerah tujuan wisata Surabaya bagi wisatawan mancanegara.Gang Dolly ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda yang dikenal dengan nama Dolly van der mart. Keturunan dari Dolly sampai sekarang masih ada di Surabaya, meskipun sudah tidak mengelola bisnis. Kawasan Dolly berada di tengah kota, berbaur dengan pemukiman penduduk yang padat, di kawasan Putat, Surabaya. Kompleks lokalisasi Dolly menjadi sumber rezeki bagi banyak pihak. Bukan hanya bagi pekerja seks, tetapi juga pemilik warung, penjaja rokok, tukang parkir, tukang ojek, dan tukang becak. Para pekerja seks berasal dari Semarang, Kudus, Pati, Purwodadi, Nganjuk, Surabaya, dan Kalimantan.<sumber wikipedia>.

Gang Dolly dalam perspektif Etika Moral Kesusilaan.

Apa yang terjadi di Gang Dolly tentu kita prihatin sekaligus kasihan, bagaimana tidak ! perempun dijajakan dalam sebuah etalase layaknya barang dagangan.

Loh memang begitu kenyataannya, itu memang barang dagangan hanya wujudnya manusia. Wanita dengan dandanan menor berjejer dalam etalase dengan penuh harap! apakah hariini ada orang datang menawar jasanya?

Bagi orang bermoral tentu mencibir,”sungguh perempuan tak tahu malu” seseorang berpakaian gamis menggerutu sambil berlalu meninggalkan lokalisasi, tubuh kok dijual ! lagi lagi sang moralis mengerutu bak mengumpat. Apakah tidak ada pekerjaan lain yang lebih terhormat, apakah sudah tidak lagi menghargai dirinya, sang moralis meneruskan angan angannya.

Lain lagi bagi si Imron,”aku sih enggak masalah” sambil tersenyum senyum orang tersebut dengan saksama memperhatikan satu persatuperempuan perempuan cantik dengan segala tingkah polah mencari perhatian. Apapun yang dia lakukan bagiku biasa saja toh mereka melakukan itu tentu punya alasan tersendiri. Bagiku sepanjang tidak melanggar etika moral kesusilaan sah sah saja. Eh tunggu dulu, bukannya yang dia lakukan telah melanggar norma norma kesusilaan yang ada dalam masyarakat. Stop, jangan sok moralis, masyarakat yang mana? Bagi lingkung gang Dolly, batasan nilai moral kesusilaan tentunya ya sebatas apa yang ada dalam lingkungan gang Dolly,tidak kurang tidak lebih. Batasan nilai nilai moral kesusilaan mempunyai ukuran relatif. Norma kesusilaan menimbulkan perasaan bersalah dan berdosa bagi yang melanggarnya. Adakah perasaan bersalah dan berdosa,terhadap aktivitas yang dilakukan komunitas gang Dolly,tentu tidak. Ini terbukti masyarakat sekitar ber ramai ramai menolak penutupan Gang dolly yang akan dilakukan Walikota Surabaya. Dalam komunitas masyarat satu dengan yang lain, nilai nilai moral kesusilaan berbeda beda.

Jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa nilai nilai moral yang berlaku di gang Dolly adalah salah.

Bagi mereka yang tidak sejalan dengan nilai moral kesusilaan masyarakat gang Dolly , ya jangan datang ke situ, lebih baik kitaberaktivitas ketempat yang menurutkeyakinan kita, nilai moral kesusilaan sejalan, begitu beberapa pemikiran para tokohliberal.

Gang Dolly dalam perspektif Agama.

Semua orang tentu mempunya persepsi yang sama atas sebutan Gang dolly,pasti tidak terlepas dari sebuah kata “Prostitusi” Gang Dolly merupakan sebuah komunitas yang mempunyai aktifitas yang sangat erat hubungannya dengan prostitusi. Dalam pandangan agama,prostitusi adalah perbuatan Jinah yang dilarang oleh agama ,larangan tersebut didasarkan bahwa jinahmerusak keimanan. Sementara keimanan adalah sebuah keyakinan terhadap-- “tuhan”-- agamanya dalam artian untuk tundak secara patuh, menjauhi terhadap apa apa yang dilarang atau di benci dan melaksanakan apa yang diperintah.

Persetubuhan laki dan perempuan adalah perbuatan suci yang seyogianya dilandasi oleh rasa kasih sayang saling memberi dan menerima. Bertanggungjawab atas kesusahan,kesenangan dan segala akibat yang ditimbulkannya. Sementara Jinah adalah hubungan prostitusi antara laki dan perempuan yang hanya didasari kepuasan nafsu dan transaksional belaka. Oleh karena itu Jinah dilarang oleh agama karena agama mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan perbuatan yang baik ,saling mengasihi, saling memberi, danmenghindari dari perbuatan yang merugikan. Bertanggung jawab atas akibat yang timbul dari perbuatan oleh karenanya. Itu sebabnya didalam norma agama larangan terhadap sesuatu dan anjuran terhadap sesuatu bertujuan untuk menjaga agar semata mata orang tersebut terhindar dari hal hal yang merugikan dirinya.

Gang dolly dalam perspektif Tuhan.

Manusia di beri akal untuk berpikir, Menurut Sigmund Freud; perilaku manusia pada dasarnya merupakan hasil interaksi tiga sub sistem dalam kepribadian manusia. Id atau Instink adalah bagiankepribadian manusia yang menyimpan dorongan doronganbiologis manusia yang salah satu diantaranya adalah dorongan nafsu birahi. Tuhan memberi nafsu birahi kepada manusiaadalah anugrah yang tidak ternilai.Nafsu birahi manusia terhadap lawan jenis didorong oleh keinginanuntuk meneruskan keturunan atau untuk memenuhi kepuasan batin, sama seperti bila kita lapar maka kita bernafsu untuk makan. Nafsu birahi tersebut terwujud, ego lah yang mengimplementasikan. Ego manusiabertindak liar semaunya tanpa memperhitungkan akibat yang ditimbulkannya.

Segala yang ada di alam semesta adalahciptaan Tuhan semata. Dalam perspektif Tuhan interaksi sosial di gang Dollyadalah keniscayaan yang tidak dapat dicegah atau dihilangkan. Lahirnya komunitas Gang Dolly mempunyai banyak multi tafsir ,meskipun alasan mendasar adalah pemenuhan nafsu birahi, alasan lain yang bersifat sosial adalah terciptanya kegiatan ekonomi tempat mengais rejeki masyarakat non formal .Dan semua itu tercipta atas kuasa Tuhan.

Gang dolly lahir bukan semata kebetulan belaka,adalah sebuah rekayasa manusia dalam upaya untuk mewujudkan keinginan keinginan.

Sesuatu yang nyata,tidak semua manusia mempunyai keberuntungan mempunyai pasangan hidup yang ideal, walaupun keinginan itu ada namun realita menunjukan mimpi itu hanya sebuah angan angan. Sementara lapar dahaga sudah tidak terbendung untuk disalurkan.

Manusia mempunyai dorongan rasa ingin tahu yang kuat yang ada dalam instinknyakhususnya terhadap lawan jenis, baik laki maupun perempuan sama,yang membedakan hanya keleluasaan dan lingkungan.

Dalam masyarakat yang menganut kebebasan, keinginan terhadap lawan jenis mempunyai derajat yang sama dalam hal terpenuhinya kebutuhan biologis. Sedangkan dalam masyarakat yang tertutup,keleluasaan laki laki lebih dominan,sedangkan wanita hanya sebagai obyek penderita, sementara kebutuhan biologis kepuasan nafsu adalah keniscayaan.

Rasa ingin tahu,adalah bagian instink manusia yang memberi spirit bagi perkembangan pengetahuan manusia, kemampuan manusia menciptakan teknologi sehingga manusia bisa sampai keruang angkasa, mengetahui jagat raya, juga karena rasa keingin tahuan. Demikian juga terhadap lawan jenis rasa ingin tahu dan rasa kebosanan yang selalu monoton terhadap lawan jenis yang sama,mendorong manusia mencari lawan jenis yang lain.

Seorang pelacur bila ditanya, apa yang mendorong sehingga terjun dalam profesi pelacuran,tentu adajawaban yang bermacam macam. Alasan karena faktor ekonomi, ditinggal suami, sakit hati lalu balas dendam dan alasan alasan lainnya. Semua alasan itu tentu saja dalam rangka untuk mecari pembenaran dan itu sah sah saja. Sementara hobi,bakat tidak pula dapat dikesampingkan.

Ketidak beruntungan mempunyai pasangan hidup yang sah/resmi, rasa keingin tahuan terhadap lawan jenis yang lain, bakat yang ada sejak dari sononya, semua itu adalah ciptaan Tuhan yang tidak dapat dimusnahkan kecuali oleh Tuhan sendiri.

Kongklusi

Sandainya Gang Dolly ditutup, kemungkian yang terjadi bahkan sudah terjadi dengan ditutupnya beberapa lokalisasi, adalah semakin tidak terkontrolnya prostitusi liar yang tumbuh dimana mana. Penyakit menular penyebaranya tidak terkendali. Terganggunya kenyamanan keluarga baik baik tapi rentan terhadap rayuan hidung belang.

Untuk menghindari kejadian tersebut diatastidak ada cara lain selain mempertahankan keberadaan semacam gang dollyyang jauh dari lingkungan penduduk pada umumnya. Keberadaanya harus bersifat exlusif, Membuat kontrol yang ketat terhadap keberadaan anak anak yang belum dewasa, melakuan pemeriksaan kesehatan berkala terutama pencegahan penularan penyakit berbahaya. Untuk menjaga keutuhan rumah tangga perlu terjaminnya kerahasiaan orang yang datang ke tempat itu. Membuat sanksi yang berat bagi yang melanggarnya.

Prostitusi sudah ada ,keberadaanya seumuran dengan adanya manusia. Kita tidak dapat memungkiri semua perilaku manusia sebagaimana diuraikan diatas mempunyai korelasi dengan terbentuknya komunitas semacam Gang Dolly .Untuk menghilangkan perilaku yang ada dalam instink manusia,sama saja dengan melawan ciptaan Tuhan.

Sekali lagi tulisan ini bukannya mendukung keberadaan prostitusi,semata mata hanya sebuah wawasan yang dilandasi kesadaran sebagai manusia, yang mempunyai perasaan,instink,dan akal. “Aku berpikir maka aku ada” (Rene deCartes)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun