Mohon tunggu...
Joice Dwis
Joice Dwis Mohon Tunggu... Lainnya - Dreamer

Self Love

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Cintaku #7

13 November 2020   10:50 Diperbarui: 13 November 2020   10:52 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.de/kerstinkmaye

Tak kusangka, hari berjalan begitu cepat dan SBMPTN sudah terlaksana. Aku ingat, Candra mendapat tanggal 6 Juli saat itu. Aku berusaha menjadi support system terbaik untuknya. Melewati SBMPTN tahun kedua membuat beban dipundak terangkat dan pikiran yang menumpuk seketika lenyap. Yaahh walaupun belum pengumuman. Aku sangat bersyukur, ada Candra di masa perjuanganku tahun kedua.

Jenuh selama ini berkutat dengan tryout dan jarang main, saat itu aku diajak ke Solo oleh sahabat cowokku namanya Ninan. Seperti biasanya aku langsung bilang yes karena memang kami sudah berteman dari SMP. Wait ... aku jadi kepikiran, entah mengapa aku harus memberitahu Candra dulu karena yaah memang aku bukan siapa-siapanya, tetapi aku sudah menganggapnya dekat.

“Candraaa”

“Haloo”

“Boleh tidak aku ke Solo? tapi Cuma berdua :33”

“Sama siapa?”

“Ninan, temen cowokku yang udah tak ceritain itu loh,,”

“Ya kalau mau gapapa. Jaga kesehatan.”

“Maaf ya kalau kamu agak gimana2 tapi ... Ninan tu mau cari kado buat ceweknya. Sama aku sendiri mau cari tambahan kado buat Shafa sama Dindut”

“Iya gapapa santai.”

Aku bergegas bersiap lalu tak lama Ninan menjemputku di depan Rumah. Berangkatlah kami ke Solo, hmm macet. Di dalam mobil terasa hening, aku membuka percakapan random seperti biasanya. Aku juga bercerita soal Candra, betapa aku sudah jatuh hati padanya. Ninan juga bercerita masalah ceweknya yang banyak. Maklum, temanku satu ini buaya tetapi ia selalu tak mau mengakuinya. Ketika sudah tidak ada percakapan, aku membuka hp dan menghubungi Candra.

“Haii sumpah ya di Solo panas bangett hmmmmm”

“Chatnya nanti aja kalau pulang ya.”

Deg! yasudahlah padahal aku kangen. Aku off, lalu kembali menikmati jalanan sembari memutar playlist di sptfy. Berkeliling dan melihat pernak-pernik memang hal yang aku sukai. Berjam-jam kami memilih kado terbaik untuk pacar Ninan. Setelah semuanya beres, kami bergegas pulang. Sekitar pukul 19.00 aku belum sampai rumah dan ada notif dari Candra.

“Udah pulang apa belum?”

“Belumm, tadi macet. Nanti kalau udah sampe rumah tak chat yaa” jawabku senang karena Candra mencariku.

Ketika sudah sampai rumah, ber say goodbye dengan Ninan lalu bergegas bersih-bersih agar lekas chat dengan Candra. Huftt akhirnya seharian ini aku ada kegiatan, biasanya cuma nolep. Tak banyak percakapan kami saat itu tetapi pada intinya aku bercerita kegiatan seharian ini. Lalu pukul 21.04 kuputuskan pamit tidur. Tetapi ada perasaan yang mengganjal. 2 jam setelah itu kuhubungi Candra.

“Heii, sudah tidur?”

“Belum”

“Eh kok belum sih, la tadi ngapainnn”

“Sedang menghibur diri, sorry sebenernya aku cemburu dikit hehe”

Sontak aku terbangun dan tersenyum, lucunya. Tetapi memang sih, aku juga agak nggak enak sama Candra. Akhirnya kujelaskan semuanya dan kuhibur dia sampai mood kembali. Untunglah, katanya ia tersenyum membaca chatku yang spam dan manja. Setelah kurasa tidak ada yang mengganjal, tengah malam aku pamit tidur karena badan sudah terasa pegalnya. Sampai keesokan harinya ...

“La masih capek?”

“Nggak capek kokk, Cuma kemarin kakiku lecet dikit”

“Bisa ketemu hari ini? penting.”

“Ehhhhhh hari ini banget?” balasku benar-benar kaget.

“Kalau ga capek aja.”

Lantas kuiyakan. Pikiranku campur aduk. Sudah setahun kami tidak bertemu. Badanku panas dingin sampai sakit perut. Gaada aba-aba, kenapa Candra dadakan sih. Selain aku juga ingin bertemu setelah sekian lama, tetapi aku lantas berpikir. Candra ... masih marah ya?

to be continued~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun