Setelah penyerangan terorisme di Gedung World Centre, maka Amerika Serikat bereaksi. Osama Bin Laden menjadi target oleh AS karena dianggap bertanggung-jawab terhadap serangan mematikan tersebut. Bin Laden yang merupakan puncuk pimpinan Al-Qaeda berkuasa di Afghanistan bersama pemimpin Taliban yang menguasai sebagian besar wilayah tersebut.
Kisah 12 Strong adalah cerita bagaimana Pasukan Baret Hijau AS yang menyusup pertama masuk ke wilayah Afghanistan untuk mengalahkan Al Qaeda dan Taliban. Beruntungnya Amerika Serikat dibantu oleh Aliansi Utara. Sebuah faksi militer mujahidin di era perang Afghanistan versus Uni Soviet yang membenci dan bermusuhan dengan Taliban.
Pasukan Baret Hijau yang berjumlah 12 tentara pasukan khusus AS itu dipimpin oleh Kapten Mitch Nelson (Chris Hemsworth). Di Afghanistan, Mitch musti bersekutu dengan Jendral Dosstum salah-satu pimpinan Aliansi Utara. Saling bahu membahu, maka target yang ingin dicapai adalah menguasai Mazar-i-Sharif. Sebuah kota penting yang mempertemukan jalur suplai untuk menguasai Afghanistan.
Disinilah Mitch dan Dostum yang berbeda kultur, berbeda strategi, serta pemahaman musti bersama dalam tujuan mengalahkan Al Qaeda dan Taliban.
Kisah selanjutnya adalah kisah manis. Bagaimana Taliban dan Al Qaeda musti babak belur menghadapi serangan udara yang titik pengeboman ditunjuk oleh pasukan Baret Hijau pimpinan Mitch dan Jendral Dostum.
Berbicara mengenai film 12 Strong, kisah ini diangkat dari buku yang ditulis oleh Doug Stanton berjudul Horse Soldiers (Prajurit/Pasukan Berkuda). Karena disini para pasukan Dostum yang mengandalkan Kuda dalam menyerang Afghanistan dan membuat para pasukan khusus Amerika ikut menunggangi kuda dalam setiap pertempuran melawan Taliban dan Al Qaeda.
Chris Hemsworth menjadi tokoh sentral dalam film ini. Seorang Kapten Pasukan Khusus baret Hijau yang ingin membasmi Al Qaeda dan Taliban akibat serangan 11 September yang diluncurkan teroris. Meskipun dalam film ini ada Michael Shannon dan Michael Pena yang menjadi pemeran pembantu dan menjadi anak buah dari Kapten Mitch.
Film ini sebenarnya lebih menceritakan sosok drama kisah para 12 serdadu AS yang musti bertempur nun jauh di Afghanistan dengan dibantu milisi Aliansi Utara. Kisah mereka sebenarnya justru lebih menarik karena meski di era modern, namun justru menunggangi kuda dalam melawan musuh.
Selain itu, film ini ingin menceritakan bagaimana kisah-kisah awal dalam menyerbu Taliban dan Al Qaeda yang menguasai Afghanistan dengan kejam. Kisah penyerangan/pengepungan Celah Mazar-i-Sharif dalam sejarah menjadi salah satu momentum penting dalam perang Afghanistan di tahun 2001. Karena kekalahan di pertempuran ini membuat jatuh mental Taliban dan Al Qaeda dan berujung kekalahan di Afghanistan.
Dalam sejarah bisa kita temukan kalau Kekalahan Al Qaeda dan Taliban di Mazar-i-Sharif membuat rute suplai menjadi terputus bagi mereka. Di sisi lain menjadi keuntungan AS dan Aliansi Utara untuk terus melanjutkan ofensi terus menguasai satu-persatu kota di Afghanistan hingga menuju Ibukota Kabul.
Secara keseluruhan film ini lebih banyak porsi drama mengenai kisah 12 Serdadu AS yang musti berkolaborasi dengan Aliansi Utara pimpinan Jendral Dostum. Bagaimana pertemuan adat barat dan timur yang tersaji selama perang melawan Taliban dan Al Qaeda.
Film ini potensial begitu menghibur dan juga merupakan kisah nyata yang diangkat ke layar lebar. Namun sebenarnya secara kritik, seharusnya film ini bisa dibuat lebih baik lagi. Kisah drama dan kronologi perang seharusnya bisa lebih detil digambarkan. Mungkin ini yang menjadi kekurangan dalam film 12 Strong.
Tapi di tengah dahaga film perang akhir-akhir ini, 12 Strong cukup menjadi rekomendasi untuk ditonton.
7/10 Bintang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H