Mohon tunggu...
John Tirayoh
John Tirayoh Mohon Tunggu... -

"Tuhan Menciptakan Alam Semesta ... Selebihnya Made in China"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Film Darkest Hour "Pilihan Politik yang Menentukan Jalannya Perang Dunia II"

31 Januari 2018   15:44 Diperbarui: 31 Januari 2018   15:53 1678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perdana Menteri Winston Chruchill sudah pasti ikut dibahas apabila kita membahas sejarah Perang Dunia II yang berlangsung di Eropa. Seorang Pria tambun dengan gaya bicara seperti menggumam namun berani melawan Nazi Jerman yang superior di saat itu.

Film Darkest Hour mengisahkan Winston Churchill yang menjadi Perdana Menteri Inggris Raya saat Eropa Barat diobrak-obrik oleh kekuatan Nazi Jerman pimpinan Hitler. Churchill menggantikan posisi Neville Chamberlain yang mundur karena desakan parlemen karena situasi politik di Eropa tidak menguntungkan bagi Inggris Raya dan sekutunya.

Saat Churchill baru menduduki posisi sebagai Perdana Menteri, tugas maha berat di pundaknya. Nazi Jerman setelah mencaplok Cekoslowakia dan Polandia, meneruskan kampanye agresi menyerang negara-negara di Barat Eropa. Belanda, Belgia, dan Prancis babak belur ketika tiba-tiba diserang tanpa ampun oleh kekuatan militer Jerman.

Inggris setia membantu para sekutu-nya. sayangnya, keberuntungan di pihak Nazi Jerman lewat kehebetan di medan perang. Prancis yang menjadi andalan di daratan Eropa musti keok meski ada didukung ratusan ribu tentara Inggris.

Wajah para petinggi pemerintahan Prancis pucat ketika mengetahui Jerman telah masuk lebih dalam ke wilayah Prancis. Kejatuhan Paris hanya menunggu waktu. Sementara ratusan ribu pasukan Inggris yang membantu terdesak mundur meski melakukan perlawanan kolektif bersama para sekutunya.

Di London, Churchill berusaha sekuat tenaga untuk terus mengobarkan semangat perang. Sang Perdana Menteri dalam pidato pertamanya justru mengatakan semangat dan terus maju untuk melawan Nazi Jerman. Tentunya kontradiktif dengan kenyataan di medan perang. Tapi Churchill memilih untuk terus mengorbankan semangat perang.

Dalam situasi terdesak tersebut, bisa dikatakan itulah waktu kelam (Darkest Hour) bagi kekuatan Inggris dalam menghadapi Nazi Jerman. Namun disitulah pilihan politik Winston Churchill yang (bisa) dikatakan menjadi salah satu langkag politik penting yang menentukan jalannya Perang Dunia ke II ke depannya.

Berbicara Film Darkest Hour, mengisahkan bagaimana sang sutradara mengambil kisah Churchill saat awal diangkat jadi Perdana Menteri dan mencari solusi apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan Inggris dari cengkraman Nazi Jerman.

Kisah kehebatan Nazi Jerman yang menguasai Eropa Barat, menjadi cerita penting dalam film ini. Bagaimana Churchill (Gary Oldman) dalam Kabinet perang musti berhadapan dengan Menlu Viscount Halifax (Stephen Dillane) yang memilih jalan negosiasi dengan Hitler yang didukung pimpinan Partai Konservatif Neville Chamberlain (Ronald Pickup).

Opsi Churchill adalah terus berjuang lewat jalan perang tanpa negoisasi melawan keberingasan Hitler yang menjajah Eropa. Bahkan dalam satu adegan Churchill dengan marah berkata,"Kita tidak mungkin bernegosiasi dengan harimau saat kepala kita sedang di mulutnya." Sebuah perkataan Churchill yang menegaskan kalau berunding dengan Hitler adalah justru melemahkan posisi Inggris.

Churchill memilih tetap optimis meskipun Kabinet perang dan para Jendral terlihat putus asa menghadapi Jerman jam demi jam menguasai daratan Eropa. Slogan Victory terus diacungkan dua jari miliknya saat bertemu wartawan.

Dirinya musti tak tidur untuk memikirkan langkah politik menghadapi Jerman. Dirinya tetap percaya diri untuk menyuruh Laksamana untuk mengevakuasi bala tentara nya yang terkepung di Dunkirk. Dirinya mengambil keputusan berani mengorbankan pasukan di Calais agar evakuasi di Dunkirk bisa terjadi.

Momen itu yang dipilih sutradara Joe Wright dalam Darkest Hour. Momen Churchill memilih dengan tegar melawan Jerman meskipun Inggris bisa dicaplok Jerman. Masa kelam itu menjadi hidangan sesungguhnya selama 125 menit.

Akting Memukau Gary Oldman memerankan Churchill

Gary Oldman memang musti didandani menjadi pria tambun layaknya tokoh Churchill yang diperankannya. Gary Oldman yang kita kenal sosok bijak menjadi detektif jim Gordan di Kota Gotham City menjadi pria yang pemarah, sesuka hati, serta cuek saat memerankan Churchill.

Gary Oldman yang sangat mengagumi kejayaan Uni Soviet ketika menjadi teroris di film Air Force One bertransformasi menjadi pria yang menggumam saat memerankan Churchill berbicara di parlemen untuk meyakinkan pilihan politiknya dalam melawan Jerman.

Akting memukau Gary Oldman sudah diganjar sebagai pemeran utama pria terbaik dalam Golden Globes 2018 dan Actor Guild Awards 2018. Lewat perannya dalam Churchill nampaknya akan menjadi yang terbaik dalam Oscar 2018 yang akan berlangsung pada bulan Maret mendatang.

Darkest Hour bukanlah film biografi tentang Winston Churchill. Film ini hanya menggambarkan sosok Churchill yang berani melawan arus sejak diangkat jadi Perdana Menteri hingga evakuasi Dunkirk yang menjadi keputusan brilian dalam kisah Perang Dunia II.

Penggambaran yang hampir mirip dengan kisah Hitler dalam film Der Untergang (Downfall) yang mengisahkan hari-hari terakhir dirinya mengalami kekalahan dari sekutu.

Darkest Hour bukanlah menceritakan laga di medang perang. Darkest Hour lebih berkutat dalam ruangan kementrian peperangan, ruang parlemen, dan ruang kerja Churchill. Penggambaran perang hanyalah sebagai atribut selama film ini berlangsung.

Film ini menjadi petunjuk bagaimana posisi Inggris saat terdesak dalam melawan agresi Jerman. Dari sisi politik dan internal dalam pemerintahan Inggris dalam menyikapi jalannya perang. Drama tersebut meski tidak menjual ketegangan yang tinggi. Namun penonton dapat memahami inilah yang terjadi dalam situasi kelam menyelimuti Inggris. Bahkan hari demi hari dijelaskan dalam tiap adegan loncat ke adegan lainnya. Ini tentunya menjadi kelebihan dalam film Darkest Hour.

Bicara akurasi sejarah tentunya memang ada sedikit bolong dan kurang akurat. Peristiwa Churchill yang mengunjungi Paris saat kabar Jerman sudah menerobos wilayan Prancis. Digambarkan Churchill bertemu Petinggi Prancis di sebuah hangar pesawat. Sementara seperti yang diketahui bahwa Churchill bertemu petinggi Prancis di gedung Kementrian Luar Negeri.

Secara keseluruhan film ini menjadi salah satu film Sejarah berkualitas. Ditambah peran Gary Oldman yang ciamik dalam memerankan tokoh Churchill. Drama sejarah dengan kronologi yang enak diikuti bagi para penyuka film dengan tema sejarah.

7.5/10 Bintang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun