" Bagaimana saya bisa melawan orang yang mengajari saya berkelahi dan berperang ?..... bagaimana saya bisa melawan orang yang dulu mendidik saya dari kecil hingga saya menjadi besar, sampai saya menjadi kesatria yang di segani di bumi ini ?...... Saya memang kecewa dengan kakek Bisma, kenapa memihak kurawa yang jelas-jelas mereka salah, kenapa tidak memihak kami pandawa yang juga cucu-cucu eyang, akan tetapi saya masih mempunyai 'etika' sebagai kesatria pilih tanding, saya akan sangat 'berdosa' jika saya melawan 'leluhur' saya sendiri yang dulu pernah merawat saya. "
2. Ada film Amerika yang berjudul 'Truman', dalam film tersebut diceritakan bagaimana perjalanan seorang Truman menjadi Presiden Amerika. Nah diawal cerita tersebut, Truman adalah adalah Wapres AS saat Presiden Roselvelt ikut pemilihan Presiden masa jabatanya yang ke 2. Truman ini diangkat Roselvelt karena menonjol, seperti 'keberanianya' dan 'vokalnya' dalam rapat-rapat soal senjata di parlemen Amerika, oleh karena itu bisa dikatakan elektabilitas Truman ini tinggi, nah menariknya Truman ini dari daerah jauh luar Washington yaitu West Virginia, dia bisa ke Washington itu disponsori oleh Rosa Belle Hardman.
Nah selanjutnya Roselvelt meninggal dunia, dan Truman naik jadi Presiden, sedangkan orang yang membawa Truman ke Washington tadi terkena skandal, bisa dikatakan terkena masalah birokrasi.
Saat masa memerintahnya berakhir ,Truman saat itu masih ingin maju, akan tetapi saat itu elektabilitasnya sudah hancur, karena salah satu peneyebabnya adalah orang yang membawa Truman tadi mempunyai kasus besar di Amerika. Nah saat itu timsukses-nya, mengatakan bahwa Truman harus berani 'menyerang' Rosa Belle Hardman, Truman disarankan untuk tidak menengok kebaikanya dan harus tega, untuk memperbaiki elektabilitas Truman sendiri.
Penulis pribadi cukup terkesan pada etika Truman saat itu, dia bilang bagaimanapun dia orang yang berarti penting bagi dirinya, dan itu lebih penting daripada elektabilitas dirinya, demikianlah kurang lebih 'etika' yang dipunya oleh Truman.
Dari dua contoh diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa etika itu sangatlah penting untuk mengetahui sebaik apa moral yang kita punya, sebagai bangsa timur tentu saja budaya 'beretika' tersebut harus tetap dilestarikan.
Permasalahan Ahok yang dalam beberapa waktu ini yang dianggap kurang memiliki etika dalam politik, ada beberapa pihak yang kontra dan mengatakan bahwa dalam masalah itu ada nuansa pencitraan sangat kental, . yang mengisyaratkan Ahok tidak paham organisasi, sehingga kalau tidak setuju, harusnya dia bisa lebih arif, bukan ngomong di media dan dilanjutkan dengan aksi provakatif, Ibarat bisa disebut kacang lupa dengan kulitnya, karena walau bagaimana pun Ahok itu dicalonkan oleh Partai dan dia adalah pengurus DPP.
Nah dengan penalaran dan contoh yang sudah saya ulas diatas, silahkan anda masukan sendiri untuk pertimbangan anda pribadi, apapun hasilnya tentu saja itu sudah menjadi pilhan anda. Apakah Ahok itu sudah mempunyai 'etika' ataukah Ahok itu hanya mempunyai 'etiket'
Memang penilaian layak atau tidak, selalu dan harus dikembalikan kepada apa “standar penilaian” yang digunakan ? tentu saja akan muncul banyak persepsi pada nilai kelayakan ketika “standar penilaian”nya berbeda-beda, di sinilah pentingnya ideologi karena dengan ideologi itu pula lah orang menilai dengan “standar”nya masing-masing, dan dengan standar ini pula lah akan tampak bagaimana ideologi seseroang tersebut.
Diakhir penulis hanya berharap (bisnis) politik praktis tidak membunuh orang-orang "baik" agar tetep eksis, karena yang namanya 'etika dengan etiket' itu sangat tipis sekali perbedaanya.
Salam berisik ngomongin politik.